REPUBLIKA.CO.ID, TAIPEI -- Militer Amerika Serikat (AS) dan Taiwan mengatakan kapal tempur AS berlayar melalui Selat Taiwan yang sensitif. Hal itu diumumkan tidak lama setelah meningkatnya ketegangan antara China dan Taiwan usai angkatan darat Taiwan mendorong mundur pesawat jet China di ruang udara mereka.
Kementerian Pertahanan Taiwan mengatakan kapal itu berlayar di utara perairan Selat Taiwan dan diawasi angkatan bersenjata mereka. Mereka mengatakan pelayaran itu sebagai 'misi biasa' yang tidak perlu dikhawatirkan.
Juru bicara Armada Ketujuh Angkatan Laut AS Anthony Junco mengatakan kapal yang berlayar di Selat Taiwan itu adalah destroyer rudal-kendali USS McCampbell. Ia mengatakan kapal yang transit di Selat Taiwan pada 25 Maret waktu setempat itu mengikuti undang-undang internasional.
"Transit kapal melalui Selat Taiwan menunjukkan komitmen AS untuk keterbukaan dan kebebasan Indo-Pasifik, Angkatan Laut AS akan terus terbang, berlayar dan beroperasi di mana pun yang diizinkan hukum internasional," kata Junco, Kamis (26/3).
Taiwan adalah wilayah China yang paling sensitif dan kerap memicu isu diplomatik. Beijing tidak pernah mengesampingkan kemungkinan penggunaan kekuatan militer untuk mempertahankan kekuasaan mereka di pulau itu. Selat Taiwan yang sempit kerap menjadi sumber ketegangan.
Pada beberapa pekan terakhir Angkatan Udara China menggelar latihan di dekat Taiwan. Taiwan yang sebagian besar senjata dan perlengkapan militernya dari AS mengusir pesawat-pesawat China itu.
Taiwan menyebut latihan Angkatan Udara China tersebut provokatif. Mereka mengatakan sebaiknya China lebih memusatkan perhatian mereka pada penyebaran virus corona dibandingkan mengancam Taiwan.
Seperti kebanyakan negara di seluruh dunia, AS tidak memiliki hubungan resmi dengan Taiwan. Tapi Washington pendukung internasional terbesar dan sumber persenjataan pulau itu.
Pada bulan Januari, kapal perang AS juga berlayar melalui Selat Taiwan. Pelayaran itu dilakukan kurang dari satu minggu setelah Presiden Tsai Ing-wen memenangkan periode keduanya. Pada Selasa (24/3) lalu, Tsai mengunjungi pangkalan militer dan memperingatkan ancaman China selama wabah virus corona.
"Semua orang tahu walaupun saat ini situasi epidemi sangat intens, pesawat militer Partai Komunis China masih terus mengganggu Taiwan, ancaman mereka terhadap Taiwan dan keamanan regional tidak menurun," kata Tsai.