Kamis 26 Mar 2020 09:56 WIB

Pakar Keamanan Siber Bersatu Lawan Peretasan Terkait Corona

Kelompok yang menamakan Covid-19 CTI dibentuk untuk melawan ancaman intelijen siber.

Rep: Lintar Satria/ Red: Nur Aini
Serangan siber terkait corona, ilustrasi
Foto: Flickr
Serangan siber terkait corona, ilustrasi

REPUBLIKA.CO.ID, SAN FRANCISCO -- Sekitar 400 pakar keamanan siber dari seluruh dunia membentuk kelompok yang bertujuan untuk menghadapi peretasan terkait virus corona. Kelompok yang dinamakan Covid-19 CTI League itu dibentuk demi melawan ancaman intelijen siber.

Para sukarelawan berasal dari 40 negara dan berisi profesional dari berbagai perusahaan seperti  Microsoft Corp dan Amazon.com Inc. Marc Rogers, salah satu dari empat pendiri kelompok itu mengatakan prioritas mereka bekerja untuk melawan peretasan terhadap fasilitas medis dan orang-orang yang berada di garis depan pandemi virus corona.

Baca Juga

Mereka sudah bekerja untuk melawan peretasan terhadap organisasi-organisasi kesehatan dunia. Rogers mengatakan mereka juga akan menjaga jaringan komunikasi dan layanan internet yang kini sangat dibutuhkan orang-orang yang kini bekerja dari rumah.

Rogers adalah kepala keamanan konferensi peretasan Def Con dan wakil presiden perusahaan keamanan Okta Inc. Covid-19 CTI League juga akan menggunakan jaringan kontak di infrastruktur penyedia layanan internet untuk menekan serangan phishing dan kejahatan finansial atau penipuan yang memanfaatkan kepanikan masyarakat atas Covid-19.    

"Saya tidak pernah melihat volume phising seperti ini, saya melihat pesan phising di setiap bahasa yang dikenal manusia," kata Rogers, Kamis (26/3).

Phising, salah satu teknik peretas untuk mendapatkan informasi pribadi seperti password di situs yang sedang mereka kendalikan. Informasi itu kerap digunakan untuk mengambil data bank, mengambil alih email dan berbagai akun lainnya.

Rogers mengatakan kelompoknya telah membongkar salah satu kampanye peretasan yang menggunakan celah perangkat lunak untuk menyebarkan perangkat lunak jahat. Ia menolak memberikan detail serangan tersebut dan mengatakan kelompoknya enggan mengungkapkan apa yang sedang mereka hadapi.

Rogers mengatakan ia cukup terkejut melihat penegak hukum menyambut baik kolaborasi itu. Karena mereka juga menyadari besarnya ancaman yang sedang terjadi. Rogers warga Inggris yang tinggal di San Francisco Bay Area. Dua koordinator lainnya warga AS dan satu warga Israel.

"Saya tidak pernah melihat level kerja sama seperti ini, saya berharap ini dapat terus berlanjut karena ini hal yang indah untuk dilihat," kata Rogers. 

sumber : Reuters
BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement