REPUBLIKA.CO.ID, LA PAZ -- Bolivia mengumumkan keadaan darurat kesehatan dan memperpanjang penutupan perbatasannya pada Rabu (26/3). Pemerintah Bolivia mengambil kebijakan tersebut sebagai upaya menahan penyebaran virus corona.
Penjabat Presiden Jeanine Anez mengatakan dalam sebuah pidato publik bahwa penutupan perbatasan diperpanjang hingga 15 April dari yang ditetapkan sebelumnya 31 Maret. Anez mengatakan tak seorang pun akan bisa masuk atau keluar Bolivia selama waktu itu.
Bolivia, yang sudah menjalani karantina nasional 14 hari, juga memperketat pembatasan pergerakan. Negara itu hanya mengizinkan satu orang tiap rumah tangga untuk keluar antara pukul 7 pagi dan sore pada Senin sampai Jumat.
"Hari-hari belakangan ini, pelanggaran terhadap (aturan) karantina meningkatkan penularan," kata Anez, seraya menambahkan bahwa pasukan militer dan polisi nasional akan lebih tegas menegakkan (penerapan) karantina.
Menurut data pemerintah, ada 38 kasus corona yang terkonfirmasi di Bolivia.