Kamis 26 Mar 2020 10:58 WIB

Kebun Binatang London Buka Donasi untuk Lindungi Satwa

Kebun binatang London ditutup karena corona, pertama kali sejak Perang Dunia II.

Rep: Lintar Satria/ Red: Nur Aini
Pangeran Charles dan Pangeran William melihat macan di Kebun Binatang London, Inggris sebelum ditutup, ilustrasi
Foto: EPA
Pangeran Charles dan Pangeran William melihat macan di Kebun Binatang London, Inggris sebelum ditutup, ilustrasi

REPUBLIKA.CO.ID, LONDON -- Pandemi virus corona membuat kebun binatang tertua di dunia di London ditutup pertama kalinya sejak Perang Dunia II. Kebun binatang tersebut ditutup setelah London memberlakukan penutupan wilayah yang dilakukan demi menahan laju penyebaran virus corona atau Covid-19.

Walaupun kebun binatang itu ditutup tapi 18 ribu binatang yang berada di sana tetap harus dipelihara. Kebun Binatang London didirikan oleh para ilmuwan Inggris pada 1828 dan dibuka untuk publik pada 1847.  

Baca Juga

Kebun binatang itu merupakan salah satu tempat wisata yang paling banyak menarik pengunjung di London. Tapi seperti semua ruang publik di ibu kota Inggris itu, kebun binatang ini juga ditutup.

Kebun binatang London pun mengalami krisis dan kesejahteraan satwa di sana pun semakin mengkhawatirkan. Tidak seperti museum atau galeri seni, dampak virus corona terhadap kebun binatang tidak hanya tentang menutup pintu gerbang.

Satwa-satwa yang di sana memiliki banyak kebutuhan. Baik itu singa, gorila, zebra, jerapah atau serangga Madagaskar yang langka. Biaya pemeliharaan satwa-satwa itu mahal dan membutuhkan perawatan khusus.

Tanpa ada pendapatan dari tiket masuk kebun binatang akan kesulitan untuk melanjutkan pemeliharaan. Tahun lalu pendapatan tiket masuk kebun binatang London dan kebun binatang Whipsnade mencapai 27,8 juta poundsterling.

"Biasanya kami sepenuhnya mengandalkan dukungan publik, jadi tanpa ada orang yang masuk melalui pintu gerbang maka tidak ada pemasukan, kami harus mencari cara lain agar masyarakat dapat menunjukkan dukungannya pada kami dan sebagai gantinya berdonasi," kata Chief Operating Officer Zoological Society of London (ZSL), Kathryn England, Kamis (26/3).

Kebun binatang juga kesulitan karena pawang, dokter hewan, petugas keamanan dan staf lapangan yang tidak termasuk pekerjaan penting di masa pandemi kesulitan masuk ke Regents Park. Maka tidak mengejutkan bila kebun binatang London membuka donasi.

"Yang penting kami telah merencanakan ini, jadi kami dapat memastikan staf kami dapat tetap datang dan memastikan kesehatan dan kesejahteraan hewan-hewan kami, satwa kami banyak makan dan kami harus memastikan pasokan makanan yang berkualitas harus terus berlanjut, entah itu buah dan sayur dari Covent Garden atau daging, kami harus melanjutkan pasokan," kata England.

Demi memastikan dapat datang ke kebun binatang, sebagian besar dari 50 staf kebun binatang itu menginap di Lion Lodges. Tempat itu biasanya digunakan untuk menampung pengunjung yang ingin merasakan pengalaman 'menginap di kebun binatang'.

"Mereka tidak dimasukkan sebagai pekerja esensial tapi mereka sangat esensial bagi kami, mereka tim staf yang sangat berdedikasi, beberapa di antaranya tinggal di sini untuk memastikan satwa mendapatkan perawatan yang mereka butuhkan, kami harus memastikan semua staf kami masuk," kata England.

Demi melindungi kesehatan satwa, para pawang menggunakan alat pelindung diri seperti masker dan sarung tangan. Tanpa adanya pengunjung yang berkerumun di depan kandang mereka, para satwa mungkin merasakan kedamaian dan ketenangan yang jarang mereka rasakan.

Namun, hal itu juga dapat mendatangkan tantangan. England mengatakan pawang tidak hanya mengumpani dan membersihkan hewan-hewan di kebun binatang itu. Tapi juga memastikan kenyamanan mereka karena tanpa adanya pengunjung satwa-satwa itu menghadapi lingkungan yang berbeda.

"Kucing-kucing besar tampaknya tidak terganggu sama sekali, seperti singa besar kami Bhanu, ia hanya bersantai di bawah sinar matahari, tapi kambing pigmi dan pinguin sedikit bingung," kata England.  

England yakin penutupan wilayah yang diberlakukan Inggris tidak akan membahayakan keselamatan binatang. Kehilangan pendapatan menjadi tantangan terbesar yang dihadapi kebun binatang.

"Sejauh ini respons masyarakat luar biasa, tapi kami badan amal dan di tahun yang bagus ada 1 juta orang yang datang melalui gerbang masuk, kami benar-benar merindukan pengunjung dan kami ingin orang-orang mendukung kami melalui situs kami," katanya. 

sumber : Reuters
BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement