Kamis 26 Mar 2020 14:50 WIB

Sandiaga Setuju Lockdown Zona Merah

Sandi menekankan selama lockdown pemerintah harus menjamin kebutuhan masyarakat.

Rep: Nawir Arsyad Akbar/ Red: Teguh Firmansyah
Sandiaga Uno.
Foto: Republika/Prayogi
Sandiaga Uno.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Mantan calon wakil presiden pada Pilpres 2019, Sandiaga Salahuddin Uno meminta kementerian dan lembaga melakukan pendataan terkait wilayah penyebaran virus Covid-19 atau Corona. Hal itu penting agar tidak terjadi silang pendapat antara pemerintah pusat dan daerah terkait karantina wilayah atau lockdown.

"Kita harus utamakan keselamatan masyarakat, gunakan data-data dari Kemenkes, BNPB serta otoritas lain untuk menetapkan kategori mana yang zona merah," ujar Sandi lewat konferensi pers daring, Kamis (26/3).

Baca Juga

Jika suatu wilayah sudah berada dalam merah, sudah sebaiknya menerapkan kebijakan lockdown. Agar virus corona tak lagi menyebar ke daerah lain.

"Kalau sudah zona merah harus diupayakan langkah pembatasan yang lebih disiplin dengan menurunkan tentu aparat, seperti Satpol PP untuk mengingatkan," ujar Sandi.

Pemerintah juga diminta untuk dapat memenuhi kebutuhan masyarakatnya selama lockdown. Agar penerapannya dapat berjalan dengan lancar.

"Mereka di-lockdown terus tidak dapat uang sehari-hari? Di sini tugasnya pemerintah yang sudah dilindungi UU, bahwa negara harus hadir memberikan bantuan," ujar Sandi.

Juru Bicara Penanganan Virus Corona Achmad Yurianto melaporkan data terkini kasus Covid-19 di Indonesia. Berdasarkan data per pukul 12.00, Rabu (25/3), ada 790 kasus positif corona.

Untuk kasus sembuh, Yurianto mengatakan ada satu kasus sembuh. "Total kasus sembuh, sudah lepas perawatan bisa pulang ke rumah 31," katanya.

Sedangkan kasus kematian, pemerintah melakukan verifikasi ulang sebab ada data yang tercatat dua kali. "Jadi ada data dobel, kemarin kasus meninggal 55, sekarang tambah tiga. Total 58," ujar Yurianto.

Yuk koleksi buku bacaan berkualitas dari buku Republika ...
Advertisement
Yuk Ngaji Hari Ini
وَلَقَدْ اَرْسَلْنَا رُسُلًا مِّنْ قَبْلِكَ مِنْهُمْ مَّنْ قَصَصْنَا عَلَيْكَ وَمِنْهُمْ مَّنْ لَّمْ نَقْصُصْ عَلَيْكَ ۗوَمَا كَانَ لِرَسُوْلٍ اَنْ يَّأْتِيَ بِاٰيَةٍ اِلَّا بِاِذْنِ اللّٰهِ ۚفَاِذَا جَاۤءَ اَمْرُ اللّٰهِ قُضِيَ بِالْحَقِّ وَخَسِرَ هُنَالِكَ الْمُبْطِلُوْنَ ࣖ
Dan sungguh, Kami telah mengutus beberapa rasul sebelum engkau (Muhammad), di antara mereka ada yang Kami ceritakan kepadamu dan di antaranya ada (pula) yang tidak Kami ceritakan kepadamu. Tidak ada seorang rasul membawa suatu mukjizat, kecuali seizin Allah. Maka apabila telah datang perintah Allah, (untuk semua perkara) diputuskan dengan adil. Dan ketika itu rugilah orang-orang yang berpegang kepada yang batil.

(QS. Gafir ayat 78)

Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement