Kamis 26 Mar 2020 15:12 WIB

ITB-AD Gelar Seminar Hasil Penelitian Secara Online

LP3M mencatat lebih dari 30 hasil penelitian akan diseminarkan.

Pitri Yandri selaku Ketua LP3M ITB-AD menyatakan seminar hasil penelitian akan digelar online.
Foto: ITB-AD
Pitri Yandri selaku Ketua LP3M ITB-AD menyatakan seminar hasil penelitian akan digelar online.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Mematuhi protokol yang ditetapkan pemerintah, Institut Teknologi dan Bisnis Ahmad Dahlan (ITB-AD) melalui Lembaga Penelitian, Pengembangan, dan Pengabdian Masyarakat (LP3M) akan melaksanakan seminar hasil penelitian dan pengabdian masyaraka secara online atau daring. Hal tersebut dilakukan menyusul semakin ekspansifnya penyebaran Covid-19. Kegiatan seminar tersebut direncanakan akan dilaksanakan pada awal April mendatang.

“Kita tentu harus waspada dan turut serta dalam mencegah penyebaran virus corona. Di sisi lain, para dosen juga dituntut untuk terus menjalankan Catur Dharma yang berlaku di Perguruan Tinggi Muhammadiyah. Oleh karenanya, kami akan menggelar seminar hasil penelitian dan pengabdian masyarakat dosen secara online,” kata Pitri Yandri selaku Ketua LP3M ITB-AD saat dimintai keterangan pada Rabu, (25/3).

LP3M mencatat, lebih dari 30 hasil penelitian dan pelaksanaan kegiatan pengabdian masyarakat yang akan diseminarkan pada semester genap tahun akademik 2019/2020. Menurut Pitri Yandri, Kegiatan seminar umumnya dilakukan dengan mengundang para dosen peneliti dan dosen yang melakukan kegiatan pengabdian masyarakat. Pelaksanaan seminar pasti mengakibatkan kerumunan. Oleh karena itu, upaya mitigasi dilakukan oleh LP3M dengan melaksanakan seminar secara online.

“Kami tetap mengundang para dosen dalam seminar hasil ini, bedanya, kalau biasanya kami undang untuk bisa menghadiri seminar hasil dengan tatap muka, kalau sekarang kami undang untuk menghadiri seminar hasil secara online,” jelas Pitri Yandri.

Lebih lanjut, Pitri Yandri menjelaskan perangkat atau aplikasi saat ini telah banyak tersedia. Misalnya aplikasi e-conference, atau bahkan Zoom yang dapat digunakan pada perangkat telepon cerdas.

“Di saat wabah, kita harus berupaya semaksimal mungkin menerapkan protokol yang ditetapkan otoritas negara demi melindungi segenap civitas terutama dosen sebagai asset institusi, tetapi secara simultan juga melalukan tugas-tugas profesi”, pungkas Pitri Yandri.

 

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Yuk Ngaji Hari Ini
وَمَا تَفَرَّقُوْٓا اِلَّا مِنْۢ بَعْدِ مَا جَاۤءَهُمُ الْعِلْمُ بَغْيًاۢ بَيْنَهُمْۗ وَلَوْلَا كَلِمَةٌ سَبَقَتْ مِنْ رَّبِّكَ اِلٰٓى اَجَلٍ مُّسَمًّى لَّقُضِيَ بَيْنَهُمْۗ وَاِنَّ الَّذِيْنَ اُوْرِثُوا الْكِتٰبَ مِنْۢ بَعْدِهِمْ لَفِيْ شَكٍّ مِّنْهُ مُرِيْبٍ
Dan mereka (Ahli Kitab) tidak berpecah belah kecuali setelah datang kepada mereka ilmu (kebenaran yang disampaikan oleh para nabi) karena kedengkian antara sesama mereka. Jika tidaklah karena suatu ketetapan yang telah ada dahulunya dari Tuhanmu (untuk menangguhkan azab) sampai batas waktu yang ditentukan, pastilah hukuman bagi mereka telah dilaksanakan. Dan sesungguhnya orang-orang yang mewarisi Kitab (Taurat dan Injil) setelah mereka (pada zaman Muhammad), benar-benar berada dalam keraguan yang mendalam tentang Kitab (Al-Qur'an) itu.

(QS. Asy-Syura ayat 14)

Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement