REPUBLIKA.CO.ID, SERANG--Pemerintah Kota (Pemkot) Serang mempunyai cara tersendiri untuk memenuhi kebutuhan cairan disinfektan guna mencegah penyebaran covid-19 atau virus corona. Ibu Kota Provinsi Banten ini telah mempunyai alat sendiri untuk memperoleh disinfektan yang ternyata didapat dari pengolahan sampah di TPSA Cilowong, Kota Serang.
Menggunakan mesin seperti nama penemunya, yakni mesin karbon Dr. Ishenny, Pemkot Serang bisa secara mandiri menciptakan Bio Disinfektan sendiri. Mesin ini disebut dapat menghasilkan 1 ton cairan bio disinfektan setiap harinya.
"Disinfektan yang kita hasilkan ini bukan bahan kimia, makanya dinamakan Bio Disinfektan, jadi kalau kena tubuh tidak membuat iritasi atau alergi. Ketika menyemprot di pemukiman atau dalam ruangan juga tidak harus pergi, kalau pakai bahan kimia orang pergi atau menghindar," kata penemu mesin karbon, Ishenny Mohd Noor, Kamis (26/3).
Ishenny yang merupakan spesialis rekayasa biokimia ini mengatakan hingga kini baru Kota Serang yang menggunakan mesin karbon miliknya. Kota Serang disebutnya dijadikan daerah percontohan untuk pengolahan sampah menggunakan mesin ciptaannya.
Bio Disinfektan yang dihasilkan dari mesin karbon, kata Ishenny merupakan hasil dari pengolahan air lindi dari limbah sampah di TPSA Cilowong. Hal ini juga yang diklaimnya membuat tempat pembuangan sampah ini tidak berbau busuk karena telah dinetralkan setiap harinya dengan cairan Bio Disinfektan.
"Kekuatan membunuh virus dari Bio Disinfektan ini juga lebih kuat dari cairan disinfektan lain yang dibuat melalui bahan kimia. Kalau Disinfektan biasa hanya mixing (pencampuran) bahan kimia, kalau Bio Disinfektan ini pakai teknologi karbonisasi dan rekayasa bio kimia," ujarnya.
Mesin karbon ciptaannya disebut bisa melakukan tiga fungsi, yaitu memproduki bahan karbon, bio disinfektan atau asap cair dan pupuk karbon cair. "Mesin ini sebenarnya mesin penghasil karbon dari sampah, tapi mesin ini juga bisa memproduksi asap cair dan pupuk karbon cair," katanya.
Kepala Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Kota Serang Ipiyanto mengatakan telah meminta penambahan pengadaan mesin karbon di TPSA Cilowong. Hal ini dilakukan untuk memenuhi kebutuhan carian Bio Disinfektan untuk penyemprotan di Kota Serang.
"Kami terus terang kekurangan untuk stok cairan bio disinfektan untuk penyemprotan mencegah virus corona. Maka dari itu kita datangkan lagi satu unit mesin karbon dengan kapasitas 10 ton lebih banyak dari mesin sebelumnya, karena kalau cuma mengandalkan satu mesin tidak akan cukup," kata Ipiyanto.
Mesin yang mulai dioprasikan di Kota Serang pada 2020 ini diaebut sangat bermanfaat pemkot untuk memenuhi kebutuhan cairan disinfektan di masa-masa wabah virus corona. Pemkot Serang dikatakannya bisa secara mandiri membuat Disinfektan hasil dari pengolahan sampah.
Menurutnya, untuk mencukupi kebutuhan penyemprotan Disinfektan di wilayahnya, DLHK harus menyediakan 30 ribu liter setiap harinya. Karena adanya penambahan unit mesin karbon ini, ia mengaku bisa menambah pasokan cairan Disinfektan.
"Kebutuhan kita satu hari itu bisa sampai 30 ribu liter, maka ketika kita evaluasi setelah penyemptotan kemarin-kemarin ternyata memang tidak cukup. Ditambah kita juga telah menambah pengadaan alat penyemprotan dengan steam dan ada juga yang dipanggul," ujarnya.
Untuk mendapatkan cairan disinfektan, Ipiyanto juga menyebut tidak hanya mengandalkan produksi di TPSA Cilowong. Pemkot Serang dikatakannya telah mendatangkan ccairan Bio Disinfektan yang diproduksi Ishenny di beberapa tempat. "Kita tidak datangkan bahan dari TPSA saja sekarang, tapi juga hasi mesin karbon milik Dr. Ishenny di Bantargebang dan Cikande. Nanti malam semua bahan akan datang ke sini," ungkapnya.