REPUBLIKA.CO.ID, MADRID -- Seluruh rumah sakit di Spanyol kewalahan menerima pasien yang terinfeksi Covid-19. Ratusan pasien Covid-19 lainnya saat ini dirawat di rumah sakit darurat yang didirikan di Madrid. Bahkan, arena seluncur es di Madrid telah berubah menjadi kamar jenazah.
Deretan mobil jenazah parkir di luar gedung seluncur es tersebut. Arena seluncur es ini biasanya merupakan tempat populer untuk pesta ulang tahun anak-anak.
Pemerintah Spanyol berusaha keras untuk mendapatkan perlengkapan perlindungan diri bagi tenaga medis seperti masker, sarung tangan, dan ventilator. Menteri Kesehatan Salvador Illa mengatakan pemerintah telah memesan masker, sarung tangan, dan peralatan tes Covid-19 senilai 432 juta Euro.
Parlemen Spanyol menyetujui perpanjangan lockdwon selama 15 hari hingga 12 April. Keputusan ini diambil pada Kamis (26/3), setelah melalui debat panjang di parlemen.
Sebanyak 321 anggota parlemen memberikan suara untuk mendukung perpanjangan lockdown sementara 28 lainnya abstain. Partai yang memberikan dukungan perpanjangan lockdown salah satunya yakni People's Party yang merupakan partai oposisi.
"Tidak mudah untuk memperpanjang keadaan darurat. Saya yakin satu-satunya pilihan efisien terhadap virus adalah isolasi sosial," ujar Perdana Menteri Spanyol Pedro Sanchez.
Jumlah kematian akibat virus corona atau Covid-19 di Spanyol melebihi China. Pada Rabu lalu, Spanyol mencatat 738 kasus kematian dalam satu hari. Jumlah kasus Covid-19 di negara tersebut telah melonjak sepuluh kali lipat sejak diberlakukan keadaan darurat pada 14 Maret.
Hingga Rabu, Spanyol mencatat 47.610 kasus yang dikonfirmasi dan 3.434 kematian. Sedangkan lebih dari 5.300 pasien telah pulih. Spanyol memiliki jumlah kasus Covid-19 dan kematian terbanyak kedua di Eropa setelah Italia.