Kamis 26 Mar 2020 17:52 WIB

Dompet Dhuafa-Seniman Tenangkan Warga di Tengah Corona

Suara gamelan mengiringi kegiatan kemanusiaan yang dilakukan.

Logo Dompet Dhuafa
Logo Dompet Dhuafa

REPUBLIKA.CO.ID, SEMARANG -- Pakar sastra dan budaya Jawa dari Universitas Negeri Yogyakarta, Purwadi, bersama seniman lainnya memainkan gamelan. Mereka mengalunkan sejumlah tembang di Halte Bus Trans-Prambanan, Klaten, Jawa Tengah, pada Kamis (26/3).

Hal tersebut bertujuan agar masyarakat tenang menghadapi Covid-19. Purwadi yang juga dalang bersama seniman Sumarsono, perias pengantin Sukinah, dan petani Sunardi menghibur masyarakat setempat dengan mengalunkan gending ketawang puspowarno dan ganda mastuti.

Terdengar suara gamelan mengalun. Gending ketawang puspowarno dan ganda mastuti seolah-olah turut berdoa kepada Allah SWT agar keadaan segera pulih. "Ayem tentrem, aman, dan damai. Lagu Jawa ini memang bernuansa spiritual," kata penggagas kegiatan sosial kultural ini, Parni Hadi.

Parni menyebut, lantunan gender (gamelan Jawa) dan gending spiritual ini mengiringi kegiatan kemanusiaan seperti membagi makan siang untuk sopir, kernet, petugas halte, tukang ojek, kusir, dan penumpang yang membutuhkan perhatian.

"Semoga masyarakat selalu sehat aman damai sejahtera," kata pria yang juga menjadi Ketua Pembina Yayasan Dompet Dhuafa Republika (YDDR) ini.

Dia memandang perlu keseimbangan pemberitaan mengenai Covid-19 dengan kegiatan sosial kultural agar masyarakat tenang atau tidak panik menghadapi virus yang mewabah ini.

"Apalagi, kearifan lokal menawarkan kesejukan," kata Purwadi, yang juga menjadi sukarelawan Dompet Dhuafa.

Dompet Dhuafa yang bergerak dalam aksi kemuliaan saat ini terjun langsung bersama dengan sukarelawan bekerja sama di lapangan. Menyinggung pencegahan Covid-19, PH menekankan pencegahan wabah corona ini dengan laku pikir zikir.

sumber : Antara
BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Yuk Ngaji Hari Ini
وَمَا تَفَرَّقُوْٓا اِلَّا مِنْۢ بَعْدِ مَا جَاۤءَهُمُ الْعِلْمُ بَغْيًاۢ بَيْنَهُمْۗ وَلَوْلَا كَلِمَةٌ سَبَقَتْ مِنْ رَّبِّكَ اِلٰٓى اَجَلٍ مُّسَمًّى لَّقُضِيَ بَيْنَهُمْۗ وَاِنَّ الَّذِيْنَ اُوْرِثُوا الْكِتٰبَ مِنْۢ بَعْدِهِمْ لَفِيْ شَكٍّ مِّنْهُ مُرِيْبٍ
Dan mereka (Ahli Kitab) tidak berpecah belah kecuali setelah datang kepada mereka ilmu (kebenaran yang disampaikan oleh para nabi) karena kedengkian antara sesama mereka. Jika tidaklah karena suatu ketetapan yang telah ada dahulunya dari Tuhanmu (untuk menangguhkan azab) sampai batas waktu yang ditentukan, pastilah hukuman bagi mereka telah dilaksanakan. Dan sesungguhnya orang-orang yang mewarisi Kitab (Taurat dan Injil) setelah mereka (pada zaman Muhammad), benar-benar berada dalam keraguan yang mendalam tentang Kitab (Al-Qur'an) itu.

(QS. Asy-Syura ayat 14)

Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement