REPUBLIKA.CO.ID, MALANG -- Ekonom Universitas Brawijaya Malang Nugroho Suryo Bintoro menilai keberadaan ojek online di tengah penyebaran virus Corona atau Covid-19 mampu menjaga perputaran perekonomian Indonesia. Ojek online dapat memberikan layanan antarjasa penumpang hingga kebutuhan makanan, termasuk belanja.
Nugroho mengatakan, kondisi saat ini, hampir seluruh kegiatan mengalami penurunan cukup signifikan termasuk dalam perputaran ekonomi. Sebab, masyarakat membatasi diri untuk berkegiatan yang melibatkan atau berinteraksi dengan orang banyak.
"Di sisi lain, keberadaan ojek online terbukti membantu menggerakkan perekonomian Indonesia dari sisi konsumsi, khususnya melalui pelayanan jasa lainnya," kata Nugroho di Kota Malang, Jawa Timur, Kamis (26/3).
Menurut Nugroho, keberadaan ojek online yang ada di Indonesia bukan hanya memberikan layanan jasa antar penumpang. Akan tetapi juga memberikan layanan antar untuk memenuhi kebutuhan makan, minum, termasuk berbelanja bagi para konsumen.
Nugroho menjelaskan, masyarakat masih diuntungkan dengan keberadaan ojek online. Dengan kondisi yang ada saat ini, masyarakat masih bisa memenuhi kebutuhan mereka dengan memanfaatkan fitur-fitur yang ada pada ojek online.
Walaupun masih terdapat kekhawatiran masyarakat terhadap barang yang dibawa oleh para pengemudi ojek online, lanjut Nugroho, jasa layanan tersebut lebih dipilih masyarakat yang memutuskan untuk tidak keluar rumah. "Dengan kata lain, konsumsi memang mengalami perlambatan. Namun, hal tersebut bukan berarti masyarakat meniadakan konsumsi mereka, terutama untuk kebutuhan primer atau jasa lainnya," ujar Nugroho.
Pemilik Amstirdam Coffee Siva Raja mengatakan, keberadaan ojek online saat ini sangat membantu penjualan pada gerai-gerai kopi yang dimilikinya. Bahkan, ia mencatat ada peningkatan penjualan dari pengguna jasa ojek online dibandingkan kondisi normal.
"Secara keseluruhan, penjualan memang mengalami penurunan berkisar 50-80 persen. Namun, pembelian dengan jasa ojek online meningkat berkisar 20-30 persen dari kondisi normal," ujar Siva.
Siva menambahkan, beberapa gerai miliknya memang mengalami penurunan volume penjualan akibat dampak virus Corona atau Covid-19 tersebut. Namun, dengan adanya ojek online tersebut, diharapkan bisa membantu mempertahankan penjualan saat ini.
"Sangat terbantu dengan adanya ojek online. Kalau tidak ada mereka, mungkin kami tidak buka, karena pada dasarnya gerai kami adalah tempat nongkrong," ujar Siva.
Sementara itu, seorang pengemudi ojek online di wilayah Kota Malang Saktiyanardi Nugraha mengatakan, dampak dari penyebaran virus Corona khususnya di wilayah Kota Malang, Jawa Timur, cukup memberikan dampak yang besar terhadap dirinya. Ia mengaku, permintaan jasa layanan pembelian makanan dan minuman mengalami penurunan hingga 50 persen dibandingkan kondisi normal.
"Orderan masih ada, akan tetapi menurun. Kalau dari persentase, bisa dibilang turun 50 persen," kata Sakti.
Kondisi di Kota Malang dalam waktu beberapa hari terakhir cenderung sepi. Masyarakat kebanyakan tidak melakukan aktivitas luar rumah, yang tercermin dari sepinya pusat perbelanjaan atau mall yang ada di Kota Malang.
Berdasarkan data dari Pemerintah Provinsi Jawa Timur, wilayah Malang Raya yang merupakan gabungan antara Kota Malang, Kabupaten Malang, dan Kota Batu, ada enam orang yang positif terjangkit Covid-19. Sebanyak empat orang merupakan warga Kabupaten Malang, yang salah satunya meninggal dunia, sedangkan dua orang lainnya merupakan warga Kota Malang.
Satu dari dua warga Kota Malang tersebut, telah dinyatakan sembuh atau negatif COVID-19 usai mendapatkan perawatan, sehingga menyisakan satu orang lagi yang hingga saat ini masih dirawat di Rumah Sakit Umum daerah (RSUD) Saiful Anwar, Kota Malang.
Tercatat, hingga Rabu (25/3), di Indonesia tercatat sebanyak 893 orang positif terjangkit COVID-19. Dari total tersebut orang yang terinfeksi COVID-19 tersebut, sebanyak 35 orang sudah dinyatakan pulih, sementara 78 orang lainnya meninggal dunia.