Kamis 26 Mar 2020 20:13 WIB

Otoritas Baku tak Ingin Ulangi Kesalahan GP Australia

Azerbaijan Grand Prix langsung menunda balapan sejak awal saat corona merebak.

Rep: Eko Supriyadi/ Red: Endro Yuwanto
Sejumlah pekerja memindahkan piano sebelum balapan Grand Prix F1 Azerbaijan di Sirkuit Baku, Azerbaijan dimulai pada tahun lalu..
Foto: Luca Bruno/AP
Sejumlah pekerja memindahkan piano sebelum balapan Grand Prix F1 Azerbaijan di Sirkuit Baku, Azerbaijan dimulai pada tahun lalu..

REPUBLIKA.CO.ID, BAKU -- Pandemi virus corona telah membuat beberapa seri balapan F1 dipaksa ditunda atau dilarang balapan. Di antara sirkuit yang ditunda adalah Sirkuit Baku City.

Otoritas Baku belajar dari GP Australia dan tidak ingin mengulangi kesalahan tersebut. Azerbaijan Grand Prix langsung menunda balapan sejak awal.

Sebab, GP Australia dinilai otoritas Baku sangat buruk manajamennya. FIA mengambil keputusan penundaan GP saat tim dan pembalap bersiap untuk memulai sesi latihan. Selain itu, ada satu tim yang memutuskan untuk mundur, yaitu McLaren. Para pekerja McLaren menyaksikan salah satu anggotanya terkena virus dan melihat beberapa orang lainnya dikarantina.

Sampai akhirnya, FIA memutuskan tidak ingin mengambil risiko dan membatalkan balapan akhir pekan. Layaknya Melbourne, Sirkuit Baku City menggunakan jalanan publik dengan fasilitas sementara yang dibangun jelang balapan.

Direktur Eksekutif Sirkuit Baku Arif Rahimov mengkonfirmasi penundaan dua bulan sebelum balapan. Ide itu diambil untuk menghindari kesalahan yang sama seperti Australia.

''Saat Anda punya contoh, akan lebih mudah bekerja dengan semua orang karena semua orang memahami luka yang Anda akan lalui,'' ujar Rahimov, dikutip dari Essentiallysports, Kamis (26/3).

Menurut Rahimov, tidak ada promotor yang ingin berada dalam situasi seperti yang terjadi di Australia. Ia menilai, membatalkan balapan di menit-menit akhir adalah sebuah bencana untuk promotor. ''Saya benar-benar minta maaf untuk Andy Westacott (CEO Korporasi Grand Prix Australia) dan timnya,'' kata dia menjelaskan.

BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement