REPUBLIKA.CO.ID, BAGHDAD -- Pasukan koalisi pimpinan AS yang memerangi ISIS mulai meninggalkan pangkalan udara di Irak utara, Kamis (26/3). Pasukan menyerahkan pangkalan tersebut sepenuhnya kepada militer Irak sebagai bagian dari pengurangan pasukan asing di negara tersebut.
Penarikan secara keseluruhan akan menyaksikan pasukan koalisi bergerak ke pangkalan yang lebih sedikit dan mengurangi personel. Koalisi tidak menyebutkan berapa jumlah pastinya.
Pangkalan udara Qayyara di selatan kota Mosul, tempat ISIS mendeklarasikan kekhalifahan mereka pada 2014, merupakan pangkalan kedua yang diserahkan kepada militer Irak pada Maret ini. Sebelumnya, pasukan koalisi meninggalkan pangkalan udara al-Qaim di perbatasan Suriah pekan lalu.
"Koalisi akan beroperasi dari lokasi yang lebih sedikit, namun tetap berkomitmen mendukung mitra kami dalam menghadapi Daesh (ISIS)," kata Brigadir Jenderal Vincent Barker dari koalisi melalui pernyataan.
Pejabat koalisi menyebutkan pengurangan pasukan dan relokasi unit ke pangkalan Irak yang lebih sedikit dikarenakan pasukan Irak sebagian besar mampu menahan ancaman dari sisa anggota ISIS dengan caranya sendiri.
Koalisi pimpinan AS mendukung militer Irak memerangi ISIS sejak 2014. Seribu anggota gerilyawan diyakini masih beroperasi, yang mayoritas terbatas ke sejumlah daerah terpencil seperti padang pasir dan pegunungan di seluruh Irak utara. Secara berkala mereka menyerang pasukan keamanan namun tidak menguasai wilayah utama seperti kota sejak 2017. Koalisi saat ini mengerahkan sekitar 7.500 pasukan di Irak, termasuk 5.000 dari Amerika.