Kamis 26 Mar 2020 20:47 WIB

Wapres: Kemungkinan Besar PON 2020 Ditunda karena Corona

PON Papua dijadwalkan digelar mulai 20 Oktober mendatang.

Rep: Fauziah Mursid/ Red: Agus Yulianto
Wakil Presiden Ma'ruf Amin
Foto: dok. KIP/Setwapres
Wakil Presiden Ma'ruf Amin

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Wakil Presiden Ma'ruf Amin mengatakan, Pekan Olahraga Nasional atau PON XX 2020 yang akan digelar di Papua kemungkinan besar ditunda. Ma'ruf mengatakan, PON XX 2020 yang rencananya dimulai pada 20 Oktober 2020 akan ditunda jika wabah virus corona atau Covid-19 di Tanah Air belum berakhir.

"Kemungkinannya sangat besar untuk ditunda, apabila memang situasi ancaman corona ini masih mengancam termasuk di Papua dan di Indonesia," ujar Ma'ruf saat teleconference dengan wartawan dari Rumah Dinas Wapres, Menteng, Jakarta, Kamis (26/3).

Ma'ruf menerangkan, pemerintah saat ini terus memantau kondisi terakhir wabah virus corona sebelum memutuskan penundaan PON. Ia juga belum dapat memastikan penjadwalan ulang jika PON 2020 benar-benar ditunda.

"Tentang penyelenggaraan PON itu akan terus diamati. Kalau nanti memang corona itu masih belum hilang, artinya masih merupakan ancaman, pasti hasilnya akan ditunda. Olimpiade saja seperti di Jepang itu juga ditunda," ujarnya.

Sebelumnya, Pengurus Provinsi (Pengprov) Persatuan Olahraga Dayung Indonesia (PODSI) Maluku mengusulkan penundaan pelaksanaan PON XX di Papua. Ini guna mencegah penyebaran virus corona terhadap para atlet, pelatih, atau pun masyarakat secara langsung. PON Papua dijadwalkan digelar mulai 20 Oktober mendatang.

Kami mengusulkan dan menyampaikan pendapat terkait persiapan, pelatihan, dan pembinaan menuju PON XX pada 2020 di tengah mewabahnya virus corona atau Covid - 19," kata Ketua Pengprov PODSI Maluku, Anos Yeremias di Ambon, Ahad (22/3).

Hingga saat ini kasus positif Covid-19 d Papua berjumlah  tiga orang. Sementara, 33 pasien dalam pengawasan (PDP) dan terdapat 728 orang dalam pengawasan (ODP) terkait virus corona di Papua.

Yuk koleksi buku bacaan berkualitas dari buku Republika ...
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement