REPUBLIKA.CO.ID, GAZA -- Pusat Hak Asasi Manusia Palestina (Palestinian Centre for Human Right/PCHR) mendesak adanya intervensi internasional untuk menguatkan sistem kesehatan di jalur Gaza, Palestina. PCHR memprediksi, fasilitas kesehatan di jalur gaza akan lumpuh jika terjadi lonjakan kasus Covid-19.
"Fasilitas perawatan kesehatan di Gaza sudah di ambang kehancuran karena penutupan yang diberlakukan Israel di Jalur Gaza selama 13 tahun terakhir. Kemudian diperburuk oleh dampak dari divisi internal Palestina dan perpecahan politik," kata PCHR dalam sebuah pernyataan, dilansir dari Anadolu Agency, Kamis (26/3).
Gaza adalah rumah bagi hampir dua juta orang. Israel telah memberlakukan pembatasan pergerakan di wilayah tersebut sejak Intifada Kedua Palestina pada 2000. Pembatasan semakin meningkat pada Juni 2007 ketika Israel memberlakukan blokade darat, laut dan udara, dengan alasan keamanan.
Pelapor khusus PBB untuk situasi HAM di wilayah Palestina, Michael Lynk juga mengungkap kekhawatirannya tentang dampak potensial Covid-19 pada populasi Jalur Gaza. “Sistem perawatan kesehatan Gaza runtuh bahkan sebelum pandemi,” ujar Lynk.
Kementerian Kesehatan setempat melaporkan tujuh infeksi baru sehingga total kasus positif menjadi sembilan, Rabu (25/3). Setelah pertama kali muncul di Wuhan, China, pada Desember 2019, virus telah menyebar ke hampir 175 negara.
Menurut data Johns Hopkins University yang berbasis di AS, jumlah kasus yang dikonfirmasi di seluruh dunia telah melampaui 472 ribu orang dengan jumlah kematian lebih dari 21.300 orang.