Kamis 26 Mar 2020 23:19 WIB

Positif Corona di Sulsel Melonjak Jadi 27 Orang

Kasus positif Covid-19 di Sulsel bertambah 14 orang pada Kamis, 26 Maret 2020.

Petugas medis beada memasuki ruang isolasi.
Foto: Antara/Nova Wahyudi
Petugas medis beada memasuki ruang isolasi.

REPUBLIKA.CO.ID, MAKASSAR -- Dinas Kesehatan Provinsi Sulawesi Selatan, Kamis (26/3), merilis penambahan kasus positif Covid-19 mencapai lebih dari 100 persen dengan penambahan 14 orang positif pada 26 Maret. Jumlah kasus positif Covid-19 sebelumnya hanya 13 orang, sehingga secara keseluruhan, total pasien positif Covid-19 di Sulsel berjumlah 27 orang.

"Ini keliatan banyak, karena saat ini laboratorium kita sudah punya, jadi kecenderungan (positif Covid-19) itu memang bisa saja terjadi," ujar Kepala Dinas Kesehatan Sulsel, dr Ichsan Mustari melalui video konferensi bersama awak media di Makassar, Kamis petang.

Adapun penambahan 14 pasien Positif Covid-19 tersebut yakni tiga orang berasal dari Kabupaten Gowa, satu dari Kabupaten Sidrap dan 10 lainnya dari Makassar.

Belasan pasien tersebut diketahui positif terjangkit corona dari uji spesimen yang dilakukan oleh Balai Besar Laboratorium Kesehatan (BBLK) Makassar kepada 66 orang Pasien Dalam Pengawasan (PDP).

"Jadi ada dua pasien positif Covid-19 yang sekarang dirawat di RS Makkasau Parepare, kemarin ada dari Pinrang satu orang dan satu tambahan lagi dari Sidrap," ungkap dr Ichsan.

Berdasarkan data terbaru pasien Covid-19 di Sulsel dengan status Orang Dalam Pemantauan (ODP) meningkat dari 158 menjadi 197 orang, sedangkan PDP sejumlah 81 orang.

"Ini berarti bagi ODP maupun PDP terkait kontak, masih perlu penguatan terhadap kepatuhan jaga jarak fisik atau physical distancing," ujarnya.

Menurut dr Ichsan menjaga jarak termasuk dengan anggota keluarga lainnya di dalam rumah telah terbukti ampuh menurunkan tingkat risiko penyebaran Covid-19 hingga 77 persen

"Dalam rumah pun bisa membuat jarak, jangan lagi lakukan salaman apalagi cipika-cipiki, kalaupun iya dahulukan cuci tangan," katanya.

Physical distancing, kata dr Ichsan menjadi sangat penting sebagai upaya preventif pencegahan penyebaran virus, sebab virus asal Wuhan China itu diketahui hanya bertransmisi melalui hidung dan mulut.

"Hal ini yang perlu ditekankan ke masyarakat, itulah alasan cuci tangan harus dibiasakan karena kontak terhadap hidung dan mulut lebih sering dengan tangan," katanya.

sumber : Antara
Yuk koleksi buku bacaan berkualitas dari buku Republika ...
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement