REPUBLIKA.CO.ID, BOGOR -- Negara-negara G20 berencana mengalokasikan anggaran hingga 4 miliar dolar AS untuk mendanai riset penemuan antivirus Covid-19. Menteri Keuangan Sri Mulyani menjelaskan, rencana ini sudah dibahas dalam pertemuan virtual antarmenteri keuangan pada Senin (23/3) lalu dan dimantapkan dalam Konferensi Tingkat Tinggi (KTT) Luar Biasa G20 oleh para pemimpin negara pada Kamis (26/3) malam ini.
Sedikitnya 20 negara dengan perekonomian terbesar dunia akan mendorong para ilmuwan melalui Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) dan Aliansi Global untuk Vaksin dan Imunisasi (GAVI) agar segera menemukan antivirus serta obat penyakit Covid-19.
"Dalam pertemuan menteri keuangan sudah ada indikatif untuk mengalokasikan 4 miliar dolar AS yang akan bersama-sama dimobilisasi seluruh negara dunia terutama dari G20. Demi mengakselerasi research dan menemukan antivirus atau vaksin pandemi Covid-19. Ini sedang dibahas bersama di dalam level menteri keuangan anggota G20," jelasnya.
KTT Luar Biasa G20 malam ini juga mendorong negara-negara yang masih memiliki sumber daya untuk meningkatkan kapasitas produksi alat kesehatan. Hal ini untuk memulihkan rantai pasok alat kesehatan di pasar dunia akibat pandemi Covid-19.
Sri menyebutkan, China sebagai negara yang sudah mulai pulih dari penyebaran Covid-19 menyampaikan komitmennya untuk mulai menaikkan angka produksi alat pelindung diri (APD) seperti masker, hand sanitizer, hingga ventilator pernapasan. Tak hanya China, Indonesia juga ikut menyampaikan kesanggupannya untuk meningkatkan kapasitas produksi, terutama untuk hand sanitizer.
"Semua negara alami kekurangan alat kesehatan terutama APD, kemudian Test Kit, dan ventilator. IMF dan World Bank mengupayakan dukungan agar perusahaan yang bisa produksi itu dapat prioritas sehingga suplai alat kesehatan seluruh dunia bisa dinaikkan. Indonesia memiliki kapasitas untuk suplai, termasuk hand sanitizer," jelas Sri dalam keterangan pers, Kamis (26/3) malam.
Para Kepala Negara/Kepala Pemerintahan yang mengikuti KTT Luar Biasa G20 ini adalah Presiden Joko Widodo, Presiden Argentina Alberto Fernández, Perdana Menteri (PM) Australia Scott Morrison, Presiden Brazil Jair Bolsonaro, PM Kanada Justin Trudeau, Presiden Republik Rakyat Tiongkok Xi Jinping, Presiden Prancis Emmanuel Macron, dan Kanselir Jerman Angela Merkel.
Kemudian hadir pula Perdana Menteri India Narendra Modi, PM Italia Giuseppe Conte, PM Jepang Shinzō Abe, Presiden Meksiko Andrés Manuel López Obrador, Presiden Rusia Vladimir Putin, Raja Arab Saudi Salman bin Abdulaziz Al Saud, Presiden Afrika Selatan Cyril Ramaphosa, Presiden Korea Selatan Moon Jae-in, Presiden Turki Recep Tayyip Erdoğan, PM Inggris Boris Johnson, Presiden Amerika Serikat Donald Trump, dan Presiden Uni Eropa Charles Michel.