Jumat 27 Mar 2020 06:51 WIB

Rasulullah: Zikir Lebih Kusukai daripada Kekayaan

Rasulullah SAW lebih mengutamakan zikir daripada kekayaan duniawi.

Ilustrasi Rasulullah: Zikir Lebih Kusukai daripada Kekayaan
Foto: republika
Ilustrasi Rasulullah: Zikir Lebih Kusukai daripada Kekayaan

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Dalam sebuah hadis yang diriwayatkan Imam Muslim dari Aisyah dikatakan bahwa Rasulullah Muhammad SAW senantiasa mengingat Allah atau berzikir dalam setiap keadaan. Dalam hadis lain diriwayatkan, Nabi SAW bersabda, "Kalau aku membaca subhanallah, alhamdulillah, la Ila-ha Illa Allah, dan Allahu Akbar maka bacaan-bacaan itu lebih aku sukai daripada mendapatkan kekayaan sebanyak apa yang ada di bawah sinar matahari." (HR Muslim).

Demikian besarnya perhatian Nabi SAW pada kebiasaan berzikir. Sebagai umatnya yang berupaya meneladani beliau, kita hendaknya juga menggiatkan aktivitas ibadah itu, mulai dari zikir di lisan hingga zikir yang mantap menetap di dalam hati.

Baca Juga

Zikir-zikir yang dicontohkan Rasulullah SAW dalam hadis tersebut merupakan zikir yang mudah dilakukan. Siapa pun dapat melakukannya, baik yang sudah mencapai tingkatan zikir yang tinggi maupun awam (orang kebanyakan).

Berzikir secara teratur dengan disiplin perlu diamalkan, mulai dari zikir jali untuk kemudian ditingkatkan pada tingkatan yang lebih tinggi. Zikir bisa melembutkan hati sehingga seseorang yang melakukannya dapat melihat dan bersedia mengikuti kebenaran serta terpelihara dari godaan setan. Oleh karena itu, berzikirlah dengan terang maupun samar.

Shalat, meskipun merupakan ibadah formal karena dimaksudkan untuk mengingat Allah SWT, juga dapat disebut salah satu bentuk zikir (QS 20: 14). Shalat yang dilakukan dengan baik dengan zikir yang mendalam akan melindungi orang yang melakukannya dari perbuatan keji dan mungkar (QS 29: 45).

sumber : Pusat Data Republika
BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement