REPUBLIKA.CO.ID, oleh Andi Nur Aminah*)
Membaca judul ini, saya sengaja memakai kata kita. Please, jangan menimpali dengan kalimat pasaran: "Kita? Lo aja kali!. Kenapa kita? Pandemi Covid-19, memaksa kita untuk saling bekerja sama. Ya, kerja sama dari semua pihak diyakini bisa meredam laju penyebaran virus ini.
Hingga Rabu (25/3), total akumulatif pasien yang positif terinfeksi corona berjumlah 701 orang. Total pasien yang meninggal sebanyak 58 orang, sedangkan yang sembuh sebanyak 31 orang. Lonjakan angka tersebut tentu cukup mengagetkan.
Sepertinya strategi memutus penularan virus Covid-19 ini belum cukup sukses. Strateginya kan menjaga yang sehat agar tidak tertular dari yang terinfeksi corona. Karena itulah penularannya harus diputus. Karena penyakit ini pasti menular dari orang yang sudah positif.
Bagi yang sudah berstatus Pasien Dalam Pemantauan (PDP) dan harus dirawat, petugas medis akan melakukan tracing dengan menelusuri jejak perjalananya. Pertanyaannya sederhana saja: dia ketularan siapa dan menulari siapa?
Bisa saja sang pasien tak bisa ingat pasti dia ketularan siapa. Tapi dengan terbuka menyampaikan dia habis bepergian dari daerah atau negara yang sedang mewabah virus Covid-19, maka dari situ bisa dikejar, dia pernah bertemu siapa saja.
Tapi melakukan tracingini tak mudah. Apalagi, jika orang yang terpapar ternyata tak mau terbuka. Bayangkan, jika dalam sebuah kerumunan ada 50 orang yang satu di antaranya positif corona. Sebut sajalah Bupati Karawang Cellica Nurrachadiana yang sesaat sebelum menerima hasil pemeriksaan, masih sempat melantik 45 orang kepala desa.
Artinya, ke-45 kepala desa itu akan jadi Orang Dalam Pemantauan (ODP). Para kepala desa itu kembali ke daerahnya, bertemu dengan keluarganya juga pegawai-pegawainya. Potensi mereka yang sudah kontak dengan satu kepala desa itu, tentu akan menjadi ODP pula. Itu, baru satu kepala desa saja, dan dari satu pertemuan yang dihadiri oleh Bupati Karawang.
Lalu dari siapa Bupati Karawang terpapar? Lagi-lagi tracing kemana dan dengan siapa saja Ibu Bupati ini bertemu sebelumnya perlu dilakukan. Dari satu contoh kasus ini saja, jujur membuat kepala saya berdenyut. Jika mau mengurangi penyebaran virus, semua orang dalam lingkaran sang bupati harus memeriksakan diri dan mengisolasi mandiri. Jangan keluar rumah, kurangi interaksi.
Jika kontak fisik terlanjur sudah terjadi, maka virus ini pun akan bereaksi. Reaksinya bisa berbeda di tiap orang, karena sangat tergantung pada imunitasnya. Jika badanmu setrong, imunitas tubuhmu prima, mungkin si Covid-19 ini sempat mampir namun tak bertahan lama. Dia bisa kalah dan tak sanggup menggerogoti tubuh.
Saya memang bukan ahli di bidang kesehatan. Namun sudah jamak yang namanya virus, memang harus dilawan dengan daya tahan tubuh dulu. Contoh sederhana influenza. Kalau badan lagi tidak fit, tubuh capek, kurang istirahat, kurang tidur, kemudian ditambah sekitar kita memang sudah ada yang sedang batuk, pilek, bersin-bersin, tunggu saja virus itu dengan mudah menular.
Tapi si corona ini memang menjadi lebih istimewa karena penularannya yang lebih cepat dengan masa inkubasi yang cukup panjang. Karena itu, mari ikuti imbauan untuk memutus rantai penyebaran virus dengan mengurangi terhubung dengan banyak orang, tidak kemana-mana, cukup di rumah saja melaksanakan aktifitas.
Dengan kondisi seseorang bisa terpapar virus tanpa menunjukkan gejala sama sekali, ini bisa berabe. Coba bayangkan, tanpa memeriksakan diri, kita tak pernah tahu apakah tubuh kita sudah terpapar virus Covid-19. Mau periksa mandiri, belum tentu dilayani, dan juga biayanya cukup mahal. Karena itu, selain menerapkan jaga jarak, menjaga imunitas tubuh tetap sehat dan kuat adalah cara yang simpel.
Ya, kita harus sehat menghadapi wabah Covid-19 ini. Kita semua berpotensi untuk terpapar virus Covid-19. Kalaupun terpapar tanpa kita sadari, semoga tubuh kita bisa bertahan mengalahkan virus corona ini. Karena meski belum ada obat khusus untuk Corona, namun orang dengan Covid-19 yang positif, toh bisa sembuh dengan sendirinya.
Karena itu, konsumsilah makanan bergizi, kaya protein, juga vitamin terutama A dan E. Selalu berpikir positif, tidak letih, cukup istirahat juga menjadikan imunitas tubuh akan meningkat. Berjemur untuk mendapatkan ultraviolet serta menerapkan cara hidup bersih, insya Allah bisa menjauhkan virus ini dari tubuh kita. Yuk, mari jaga imunitas tubuh dan kita semua harus sehat!
*) penulis adalah jurnalis republika.co.id