REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Sesuai rekomendasi Badan Pengawasan Obat dan Makanan (BPOM) dan Badan Kesehatan Dunia (WHO), hand sanitizer memang harus mengandung alkohol maksimal 70 persen. Bila mengandung alkohol lebih dari 70 persen, penyanitasi tangan justru akan merusak kulit dan juga mudah terbakar.
Guru Besar Ilmu Kimia Departemen Kimia Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam (FMIPA), Universitas Gadjah Mada (UGM), Prof Dra Wega Trisunaryanti Msi PhD. Eng, menjelaskan bahwa alkohol memang sebenarnya etanol atau bahan bakar. Tak heran bila alkohol sangat potensial terbakar.
Wega pun mengingatkan agar pengguna hand sanitizer yang mengandung alkohol tidak boleh mengaplikasikannya saat sedang berada di dekat api dan kompor. Begitu juga dengan penyimpanannya.
"Jangan disimpan dekat api dan kompor," jelas Wega.
Selain itu, hand sanitizer pun harus dijauhkan dari jangkauan anak-anak. Wega mengingatkan bahwa anak-anak suka menyemprot sembarangan. Di samping itu, mereka mungkin tidak tahan dengan alkohol, bila terhirup pun dampaknya tidak baik.
"Namun, uap alkohol kadar rendah tidak masalah,” ujarnya ketika dihubungi Republika.co.id, Kamis (26/3).
Wega mengatakan, alkohol juga memiliki sifat yang keras, mampu membakar kulit bila dipakai berlebih. Menurutnya, tidak semua orang mampu menahan kekerasan alkohol.
“Dalam hal ini alkohol diatas 70 persen tidak disarankan untuk tangan, kulitnya jelas bisa terkelupas,” ungkapnya.
Mungkin, ada sebagian orang yang kulitnya memang tahan dengan alkohol di atas 70 persen. Kulitnya tidak bereaksi apapun meski terpapar alkohol dengan kadar tinggi.
"Tapi kebanyakan bisa membuat iritasi pada kulit, bisa menyebabkan kulit mengelupas,” ujarnya.
Gunakan secukupnya
Dalam menggunakan hand sanitizer, memang tidak ada batasan baku seberapa sering boleh digunakan. Hal ini tergantung dari kondisi kekuatan kulit tiap pengguna.
Seandainya kulitnya kuat tidak masalah. Tapi, kalau hand sanitizer baru disemprotkan tiga kali langsung mengelupas, sebaiknya jangan dipakai lagi.
Selain itu, menggunakan hand sanitizer juga tidak perlu sampai basah seperti mencuci tangan. Cukup disemprotkan satu kali ditelapak tangan kemudian diratakan. Penyanitasi tangan juga harus disemprotkan di tempat terbuka.
"Hand sanitizer harus menguap, tidak boleh basah seperti cuci tangan pakai air," ujar Wega.
Untuk anak-anak, penggunaan hand sanitizer harus dengan pengawasan. Setelah disemprotkan di tangan anak, awasi anak agar tangannya tak dimasukkan ke mulut.
"Biar bagaimanapun itu alkohol, alkohol masuk ke mulut berbahaya, seperti mengonsumsi alkohol," kata Wega.
Hand sanitizer dengan sediaan semprot ini lebih disarankan karena lebih mudah dikontrol. Kalau bentuk lain, menurut Wega, dikhawatirkan pengaplikasiannya menjadi berlebihan.