Jumat 27 Mar 2020 10:23 WIB

Kesaksian Nafi' bin Utbah Tentang Nubuat Nabi

Nafi’ lantas menghafal empat kalimat Nabi SAW.

Red: A.Syalaby
Gurun pasir (ilustrasi)
Foto: tangkapan layar Reuters/David Rouge
Gurun pasir (ilustrasi)

REPUBLIKA.CO.ID, Pada satu ketika, Nafi’ bin Utbah pernah bersama dalam Rasulullah SAW dalam satu peperangan. Nabi SAW menemui suatu kaum berbaju wol di dekat suatu bukit. Mereka berdiri sementara Rasulullah SAW duduk.

Dalam hati, Nafi’ berkata untuk mendatangi pertemuan tersebut. Dia hendak berdiri diantara mereka dan Rasulullah SAW demi menjaga Rasulullah SAW dari penyerangan. Nafi’ pun mengikuti kata hatinya untuk mendatangi dan berdiri diantara mereka. Nafi’ lantas menghafal empat kalimat Nabi SAW. 

Nabi SAW bersabda: “Kalian akan memerangi jazirah Arab lalu Allah menaklukkannya, setelah itu Persia lalu Allah menaklukkannya, kemudian kalian memerangi Romawi lalu Allah menaklukkannya selanjutnya kalian memerangi Dajjal lalu Allah menaklukkannya.” Kemudian Nafi’ berkata: Haji Jabir, kami tidak berpendapat Dajjal muncul hingga Romawi ditaklukkan.  Hadis Riwayat Muslim 5161.

Pada 642 Masehi, Khalifah Umar mengerahkan pasukan kaum Muslimin untuk menaklukkan Kekaisaran Persia. Jaraknya hanya sepuluh tahun sejak Nabi SAW wafat.

Lantas, pada tahun 674,  pasukan kaum Muslimin telah sampai di tembok Konstantinopel untuk memulai kampanye penaklukan terhadap Romawi Timur.  Meski pasukan yang dipimpin Yazid bin Muawiyah gagal, namun cita-cita untuk menaklukkan Romawi masih digantung dengan dikuburnya Abu Ayyub al-Anshari di dekat tembok konstantinopel. Pada 29 Mei 1453, sultan ke-7 Turki Utsmani, Muhammad al Fatih menaklukkan konstantinopel saat usianya baru 21 tahun. 

Buya Hamka mengungkapkan, faktor penting yang menjadi penyebab kaum Muslimin bisa menundukkan dua kerajaan adidaya itu tak lain karena kepercayaan terhadap Nubuwah Nabi SAW.

Pada masa jahiliyah, siapalah bangsa Arab itu. Mereka hanya bangsa yang terkotak-kotak dalam kabilah dan suku-suku tanpa seorang raja. Mereka tak memiliki persatuan politik. Rasulullah yang diutus menjadi Nabi di jazirah nan tandus itu membawa angin perubahan. Di bawah kepemimpinan Rasulullah yang diteruskan para khalifah, mereka menekuk dua negara  penguasa dunia. 

Tidak heran ahli sejarah Inggris Arnold Toynbee mengungkapkan, peristiwa sejarah kebangkitan Islam di bawah kepemimpinan Nabi SAW adalah satu dari tiga yang terhebat pada masa itu. Iman generasi awal umat Islam begitu paripurna.

Tak terkecuali dengan takdir yang dinubuwatkan lewat pesan dari baginda Rasulullah SAW. Bahkan untuk kasus Konstantinopel, Nabi pun mengungkap "Sesungguhnya Konstantinopel itu pasti akan dibuka (dibebaskan). Sebaik-baik pemimpin adalah pemimpinnya, dan sebaik-baik pasukan adalah pasukannya," HR Bukhari.

 

sumber : Dialog Jumat
BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement