Jumat 27 Mar 2020 11:07 WIB

Sudah Sempurnakah Rukuk Anda? Berikut Tuntunan Nabi

Jika air dituangkan diatasnya akan tetap bertahan karena sangat lurus.

Red: A.Syalaby
Rukuk
Foto: wordpress
Rukuk

REPUBLIKA.CO.ID, Rukuk merupakan salah satu rukun dalam shalat. Rukuk yang memiliki akar kata raka’ah bernilai satu rakaat dalam shalat. Seorang makmum yang tertinggal dalam shalat dan masih bisa mengejar hingga imam rukuk, dia tidak perlu mengulangi rakaat shalatnya.

Rukuk dilakukan seraya bertakbir dengan mengangkat kedua tangan sampai sejajar dengan kedua pundak atau telinga. Kepala diposisikan sejajar dengan punggung dan kedua tangan di kedua lutut dengan jemari merenggang. 

Dr Al Qafthani dalam Ensiklopedia Shalat menjelaskan, Rasulullah SAW diam sejenak setelah selesai membaca ayat-ayat suci Alquran. Beliau diam dan menghela nafas sehingga bacaan tidak bersambungan dengan rukuk. Pada saat diam, Nabi SAW membaca doa istiftah. 

Posisi rukuk Nabi SAW benar-benar sempurna. Dari Wabishah bin Ma’bad Ra, dia pernah menyaksikan Rasulullah SAW mengerjakan shalat. Jika rukuk, dia meluruskan punggungnya sehingga jika air dituangkan di atasnya akan tetap bertahan diatasnya karena sangat lurus. Jika rukuk, Nabi SAW meluruskan punggungnya. Jika air dituangkan diatasnya akan tetap bertahan karena sangat lurus. 

Abu Hamid as-Sa’idi menjelaskan, dia berkata kepada beberapa orang dari para sahabat Nabi. Dia melihat beliau jika bertakbir mengangkat kedua tangannya sampai sejajar dengan kedua pundaknya. Jika rukuk, dia menempatkan keduatangannya di kedua lututnya (dan merenggangkan jemarinya) kemudian beliau membungkukkan punggungnya. 

Dalam lafaz lainya disebutkan, “Kemudian rukuk dan meletakkan kedua tangannya di atas lututnya. Seakan-akan beliau menggenggam keduanya. Kemudian beliau membuat tangan beliau seperti busur panah. Lalu kedua tangan itu merenggang (menjauh) dari kedua lambungnya (membentuk busur). 

Nabi SAW tumakninah dalam rukuknya. Ini berdasarkan pada ungkapan Hudzaifah kepada seseorang yang tidak sempurna dalam rukuk dan sujud. Dia berkata kepada orang itu. “Kamu belum shalat. Jika kamu mati, kamu mati dalam keadaan tidak fitrah yang (padanya) Allah menciptakan Muhammad.Beberapa doa yang dibacakan saat rukuk yakni ‘Subhaana Robbiyal ‘Azhimi’ (“Maha suci Rabbku yang Mahaagung”). 

Selain itu, Al Qahthani mengungkapkan, ada bacaan tambahan lain yang bisa dirapalkan seperti apa yang diriwayatkan Nabi SAW. “Subhanakallahumma Robbanaa wa bihamdikallahummaghfirli” Maha suci Engkau, ya Allah, Rabb kami dan segala puji hanya bagi-Mu. Ya Allah, ampunilah aku.” 

"Subbuhun quddusun robbul malaikati warruuh." Maha suci, Mahakudus, Rabb para malaikat dan ruh. Allahumma laka roka’tu wabika amantu walaka aslamtu anta robbi khasya’a sam’i wa ba shari wa mukkhi wa ‘azhmi wa’ashabi. “Ya Allah, untuk-Mu aku rukuk, kepada-Mu aku beriman, kepada-Mu pula aku berserah diri, pendengaran, penglihatan, otak, tulang, dan uratku khusyu’ (tunduk) kepada-Mu.” 

Nabi SAW melarang membaca Alquran ketika rukuk dan sujud. Nabi SAW bersabda, “Ketahuilah, sesungguhnya aku dilarang membaca Alquran pada saat sedang rukuk dan sujud. Ada pun pada saat rukuk maka agungkanlah Rabb yang Mahaperkasa lagi Mahamulia. Sedangkan dalam sujud, bersungguh-sungguhlah dalam doa sehingga doa kalian layak untuk dikabulkan.” 

sumber : Dialog Jumat
BACA JUGA: Ikuti Serial Sejarah dan Peradaban Islam di Islam Digest , Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement