REPUBLIKA.CO.ID, Oleh: Ali Mustofa Akbar
Cerdas, bijaksana, berakhlak mulia. Dialah Muhammad saw. Rasul akhir zaman, pemberi peringatan, suri tauladan terbaik bagi umat manusia. Pembawa risalah penyempurna atas nabi-nabi yang terdahulu.
Dialah kekasih Allah, manusia yang terjaga dari kesalahan, sosok pribadi sempurna, figur terbaik yang pernah ada di dunia. Ia di kagumi, dicintai, sekaligus diikuti oleh umatnya yang beriman. Tidak heran apabila orang barat sendiri mengakui bahwa beliau merupakan tokoh yang paling berpengaruh di dunia. (Michael Hart, 100 Tokoh Paling Berpengaruh di Dunia).
Rasulullah sangat mencintai umatnya, itu tercermin bahkan di saat-saat akhir hayatnya ia masih sempat mengucapkan umati….umati…(umatku…umatku…). Sesaat sebelumnya, beliau juga sempat bercakap-cakap dengan malaikat Jibril yang hendak mencabut nyawanya:“Jibril, jelaskan apa hakku nanti dihadapan Allah?” Tanya Rasulullah dengan suara yang sangat lemah. Jibril pun menjawab “Pintu-pintu langit telah terbuka, para malaikat telah menanti ruhmu. Semua surga terbuka lebar menanti kedatanganmu,”
Namun hal itu ternyata tidak membuat Rasulullah lega, sorot matanya masih penuh kecemasan. “Engkau tidak senang mendengar kabar ini?” Tanya Jibril lagi.
“Kabarkan kepadaku bagaimana nasib umatku kelak?” Tanya Rasul. “Jangan khawatir, wahai Rasul Allah, aku pernah mendengar Allah berfirman kepadaku: Kuharamkan surga bagi siapa saja, kecuali umat Muhammad telah berada didalamnya,” Jawab Malaikat Jibril.
Subhanallah, betapa cintanya Muhammad kepada kita, sampai-sampai menjelang akhir hayatnya pun masih memikirkan umatnya. Meskipun begitu, memang tidak semua orang menyukainya.Ada juga orang-orang yang membencinya. Itulah kaum kafir yang tidak mau menerima kebenaran Islam. Yang mungkin telah dibutakan mata dan hatinya.
Ketika awal-awal dakwah beliau di Makkah, orang-orang kafir Quraysi juga sangat membenci Rasulullah Saw, bukan karena pola sikapnya, namun karena agamanya, karena ideologinya.
Mereka tidak rela agama nenek moyangnya diganti dengan Islam. Berbagai halangan, rintangan, tuduhan miring, bahkan sampai percobaan pembunuhan pernah dilakukan oleh mereka (kafir Quraysi) dalam merintangi dakwah Islam. Merekalah musuh-musuh Allah dan Rasul-Nya.
Allah SWT berfirman: “Dan seperti itulah, telah Kami adakan bagi tiap-tiap nabi, musuh dari orang-orang yang berdosa. Dan cukuplah Tuhanmu menjadi Pemberi petunjuk dan Penolong.” (QS Al Furqaan: 31).
Dan kini, setelah beliau wafat pun, kedengkian orang-orang kafir itu tidak ada habisnya. Bahkan hingga kini.
Namun hal itu tidaklah mampu melunturkan kemuliaan sosok Muhammad SAW. Ia tetaplah sang kekasih Allah, suri tauladan terbaik bagi manusia. Kita sangat mencintainya, melebihi cinta pada diri ini. Apapun bisa kita perbuat demi Allah dan Rasul-Nya.