REPUBLIKA.CO.ID, Rajab menjadi satu dari empat bulan yang diistimewakan oleh Allah SWT. Beragam amalan dan perbuatan baik mendapat pahala yang nilainya digandakan. Inilah momentum tepat untuk menghapus segala dosa, bertobat, dan kembali ke jalan Allah SWT.
Ketua Umum Pengurus Pusat Ikatan Dai Indonesia (Ikadi) Prof KH Achmad Sa tori Ismail menyebut tobat secara bahasa berarti kembali. Maknanya adalah kembali kepada Allah setelah melakukan pelang garan terhadap larangan Allah SWT. Dalam bertobat, ada beberapa hal yang perlu diingat dan dijalankan.
Pertama, seseorang yang ingin bertobat harus memiliki niat untuk kembali kepada Allah dan meminta ampun. Kedua, ia harus meninggalkan larangan Allah dan berusaha menjauhinya. Terakhir, dengan sepenuh hati berjanji untuk tidak mengulangi kembali perbuatan maksiat.
"Ditambah lagi syaratnya dengan mengembalikan apa yang sudah diambil. Jadi, kalau mengambil sandal, dikembalikan sandalnya. Kalau dia menggunjing atau menyakiti hati orang lain, maka harus meminta maaf," ujar Kiai Achmad Satori Ismail saat dihubungi Republika.
Meski Rajab memiliki keutamaan sebagai bulan pertobatan, Kiai Satori menjelaskan, tobat tidak harus dilakukan pada bulan ini. Selepas khilaf melakukan dosa, seseorang wajib langsung bertobat. Dia menjelaskan, bulan Rajab termasuk bulan haram yang memiliki keutamaan, terlebih dalam berbuat baik.
Ia lalu mencontohkan hal yang dilakukan Nabi Muhammad SAW. Sebagai makhluk yang maksum, Rasulullah SAW tetap bertobat dan kembali kepada Allah.
Tobat yang dilakukan Nabi bukan meminta ampun atas dosa atau pelanggaran yang dilakukan, tetapi untuk ibadah. Tobat adalah ibadah hati yang paling utama dan terletak di setiap hati umat Muslim.
"Tobat itu isinya amalan hati. Istighfar itu ibadah utama. Jika dilakukan di bulan Rajab, lebih bagus karena Rasulullah SAW menyuruh kita memperbanyak berbuat baik di bulan haram," ujar dia.
Rasulullah dan para sahabat memperbanyak puasa dan ibadah di bulan ini. Tidak ada bulan yang paling banyak puasa sunahnya selain Rajab dan Syaban. Rasulullah menanti-nanti Ramadhan dengan memperbanyak doa, "Allahumma bariklana fi Rajab wa Sya'bana wa ballighna Ramadhana." Doa ini berisi permintaan kepada Allah SWT untuk diberi keberkahan di bulan Rajab, Syaban, dan dihadapkan sampai Ramadhan.
Sekretaris Jenderal (Sekjen) al-Washli yah KH Masyhuril Khamis menyebutkan, Rasulullah SAW pernah bersabda, "Rajab adalah bulan Allah, Sya'ban adalah bulanku, dan Ramadhan adalah bulan umatku."
Maknanya untuk mencapai bulan penuh kemenangan saat Ramadhan, maka perlu dilakukan pemanasan dengan memperbanyak amalan dan mendekat kepada Allah SWT. Di bulan Rajab, umat Muslim harus mulai meningkatkan kualitas diri dan memohon ampun kepada Sang Pencipta.
Kiai Masyhuril mengibaratkan tobat sebagai tembok pembatas antara kebaikan dan kesalahan yang pernah terjadi. Tobat adalah jalan bagi seseorang agar meninggalkan yang kurang baik kepada yang baik.
"Tobat itu rukunnya berhenti dari perbuatan yang salah, menyesal, dan berjanji tidak melakukan lagi. Kaitannya dengan dosa kepada orang lain selain tiga itu tadi ditambah dengan meminta maaf," ujarnya.
Alquran menyebutkan banyak perintah perintah untuk bertobat. Dalam QS al-Ba qa rah ayat 222 disebutkan, "… Sesungguhnya Allah menyukai orang-orang yang bertobat dan menyukai orang-orang yang menyucikan diri". Sementara itu, QS at- Thaha ayat 82 dituliskan, "Dan sesungguh nya Aku Maha Pengampun bagi orang yang bertobat, beriman, beramal saleh, kemudian tetap di jalan yang benar."
Agar seseorang istiqamah atau tetap menjaga tobatnya, terkadang perlu diingatkan apa yang bisa didapat dari hal tersebut. Jika seseorang mengetahui ganjaran dari tobatnya, akan ada keinginan kuat dalam hatinya untuk merawat tobat tersebut.
"Kalau dari beberapa sumber, manfaat tobat itu yang paling pasti adalah terhapusnya dosa kesalahannya. Kedua, Allah SWT mengganti kejelekan dengan kebaikan-kebaikan," ujar dia.
Kiai Masyhuril mengingatkan, jika Allah SWT sangat mencintai hamba-Nya yang bertobat. Sebagai hamba, harus muncul rasa menjaga tobat dalam diri manusia. Dia menyebut imbalan dari tobat yang dilakukan seorang hamba memang tidak langsung dirasakan. Namun, bila hak-hak tersebut sudah dituliskan dalam Alquran, itu adalah janji Allah SWT dan pasti ditepati.
Dai muda Indonesia, Ustaz Hilman Fauzi, menyebut bulan Rajab sebagai bulan yang haram untuk berbuat maksiat. Dalam sejarahnya, bulan ini dilarang pergi berperang maupun berburu. Setiap hamba Allah diminta untuk menjaga diri dan hati dalam berbuat maksiat dan melahirkan dosa.
Rasulullah SAW bahkan bersabda, selain berupaya meningkatkan kualitas diri untuk menyambut Ramadhan, umat Islam juga diperintahkan untuk meminta ampun kepada Allah SWT. Salah satu caranya dengan memperbanyak istighfar, menyempurnakan ibadah yang sebelumnya lalai dilakukan.