Sabtu 28 Mar 2020 09:19 WIB

Rasulullah Melarang Puasa Syaban 1-2 Hari Sebelum Ramadhan

Hikmah pelarangan itu adalah agar umat Islam tidak kelelahan menyambut Ramadhan.

Rep: Andrian Saputra/ Red: Karta Raharja Ucu
Rasulullah SAW (ilustrasi)
Foto: Republika/Kurnia Fakhrini
Rasulullah SAW (ilustrasi)

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Wakil Ketua Umum Persatuan Islam (Persis) Ustadz Jeje Zainuddin menjelaskan Rasulullah memperbanyak puasa sunnah selama bulan Rajab dan Syaban. Namun, Rasulullah melarang umatnya berpuasa pada akhir Syaban atau satu dan dua hari sebelum Ramadhan.

Rasulullah, kata dia, melarang umatnya memasuki sehari atau dua hari lagi ke Ramadhan berpuasa Sya'ban. "Ini juga hikmahnya adalah, pertama, agar tidak terjadi keraguan seolah-olah menyambungkan puasa Sya'ban ke puasa Ramadhan. Kedua, agar tidak terjadi kelelahan dan kecapaian dari shaum sunah yang terlalu banyak memasuki bulan Ramadhan," kata Ustadz Jeje kepada Republika.

"Maka, Nabi mengatakan, jangan kalian mendahului ibadah bulan suci Rama dhan dengan satu hari atau dua hari sebelum Ramadhan, yaitu bulan Ramadhannya," kata Ustadz Jeje.

Jadi, kata dia, kalaupun ada orang memperbanyak berpuasa Sya'ban, itu nanti kalau sudah satu atau dua hari lagi harus setop. "Karena Rasulullah melarang agar orang mempunyai kesiapan. Hikmahnya agar orang mengondisikan mempunyai kesiapan yang prima menghadapi shaum Ramadhan. Itu di antara hikmahnya."

Ustadz Jeje menjelaskan, salah satu cara Rasulullah mengajarkan kita mempersiapkan Ramadhan agar tidak terjadi kekagetan orang berpuasa secara mendadak di bulan Ramadhan saja. Maka bulan Rajab dan Sya'ban itu bulan persiapan menyambut bulan Ramadhan yang agung melalui memperbanyak shaum-shaum sunah.

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Yuk Ngaji Hari Ini
وَمَا تَفَرَّقُوْٓا اِلَّا مِنْۢ بَعْدِ مَا جَاۤءَهُمُ الْعِلْمُ بَغْيًاۢ بَيْنَهُمْۗ وَلَوْلَا كَلِمَةٌ سَبَقَتْ مِنْ رَّبِّكَ اِلٰٓى اَجَلٍ مُّسَمًّى لَّقُضِيَ بَيْنَهُمْۗ وَاِنَّ الَّذِيْنَ اُوْرِثُوا الْكِتٰبَ مِنْۢ بَعْدِهِمْ لَفِيْ شَكٍّ مِّنْهُ مُرِيْبٍ
Dan mereka (Ahli Kitab) tidak berpecah belah kecuali setelah datang kepada mereka ilmu (kebenaran yang disampaikan oleh para nabi) karena kedengkian antara sesama mereka. Jika tidaklah karena suatu ketetapan yang telah ada dahulunya dari Tuhanmu (untuk menangguhkan azab) sampai batas waktu yang ditentukan, pastilah hukuman bagi mereka telah dilaksanakan. Dan sesungguhnya orang-orang yang mewarisi Kitab (Taurat dan Injil) setelah mereka (pada zaman Muhammad), benar-benar berada dalam keraguan yang mendalam tentang Kitab (Al-Qur'an) itu.

(QS. Asy-Syura ayat 14)

Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement