REPUBLIKA.CO.ID, WASHINGTON -- Neraca Bank Sentral Amerika Serikat, Federal Reserve (Fed) meningkat hingga melewati 5 triliun dolar AS dalam aset untuk pertama kalinya. Tren ini terjadi karena The Fed meraup obligasi dan memberikan pinjaman kepada perbankan, reksa dana dan bank sentral lainnya sebagai upaya menghadapi perlambatan global di tengah pandemi virus corona (Covid-19).
Seperti dilansir Reuters, Jumat (27/3), langkah The Fed tersebut belum pernah dilakukan sebelumnya.
Total neraca The Fed meningkat hingga lebih dari setengah triliun dolar AS dalam sepekan. Kecepatannya lebih tinggi dua kali lipat dibandingkan ekspansi mingguan pada krisis keuangan Oktober 2008. Sampai dengan Rabu (25/3), simpanan aset The Fed berjumlah 5,3 triliun dolar AS.
Pada pekan lalu, The Fed membeli surat berharga negara (treasury) dan obligasi senilai 355 miliar dolar AS dengan jaminan hipotek. Ini menjadi komitmen terbuka mereka untuk menstabilkan pasar keuangan yang diguncang oleh Covid-19 dan menangani perlambatan ekonomi sebagai dampak wabah.
The Fed juga menawarkan kredit lebih dari 200 miliar dolar AS melalui swap lines mata uang asing ke bank sentral lain. Kebijakan ini memungkinkan mereka memompa greenback (dolar AS, red) yang sangat dibutuhkan di yurisdiksi mereka guna membantu peminjam asing.
Snapshot mingguan mengenai neraca Fed yang dirilis tiap Kamis menunjukkan, permintaan cukup besar terjadi untuk dua fasilitas likuiditas baru milik The Fed. Fasilitas ini diberikan untuk menstabilkan pasar uang dan mendukung bank-bank yang bertransaksi langsung dengan bank sentral.
Fasilitas pertama, Fasilitas Kredit Pedagang Primer (Primary Dealer Credit Facility) digunakan untuk pinjaman senilai 27,7 miliar dolar AS sampai Rabu (25/3). Sementara itu, fasilitas kedua, Fasilitas Likuiditas Reksa Dana Pasar Uang (Money Market Mutual Fund Liquidity Facility) memiliki pinjaman 30,6 miliar dolar AS hingga waktu yang sama.
Pihak perbankan terus berbaris untuk memanfaatkan pinjaman langsung dari The Fed yang kerap disebut sebagai discount window. Fasilitas ini sudah lama dianggap sebagai jalan terakhir perbankan yang mengalami kondisi pelemahan likuiditas untuk mendapatkan uang tunai.
The Fed sedang mencoba meringankan stigma tersebut dan mendorong perbankan untuk menggunakan fasilitas discount window dengan lebih bebas. Pada Rabu (25/3), pinjaman tersebut mencapai 50,8 miliar dolar AS, naik hampir dua kali lipat dibandingkan pekan sebelumnya, 28,2 miliar dolar AS.
Pada Kamis, Ketua Fed Jerome Powell berjanji, The Fed akan memberikan pinjaman secara agresif untuk menekan dampak kerusakan dari wabah Covid-19.