Jumat 27 Mar 2020 16:43 WIB

Jubir Pemerintah: Hasil Rapid Test tak Jamin Bebas Covid-19

Terdapat beberapa kasus yang tesnya negatif, sebenarnya pasien sudah terinfeksi.

Juru Bicara Pemerintah untuk Penanganan Covid-19 Achmad Yurianto.
Foto: Antara/Rivan Awal Lingga
Juru Bicara Pemerintah untuk Penanganan Covid-19 Achmad Yurianto.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA - Juru bicara pemerintah untuk penanganan Covid-19 Achmad Yurianto menegaskan, hasil rapid test atau tes cepat bukanlah jaminan seseorang tidak terinfeksi penyakit yang disebabkan virus corona baru itu. Waktu infeksi berpengaruh terhadap hasil tes cepat ini.

"Manakala di antara saudara-saudara ada yang sudah melaksanakan rapid test dan hasilnya negatif, jangan memaknai anda bebas dari penyakit ini," ujar Yurianto dalam konferensi pers Gugus Tugas Percepatan Penanganan Covid-19 di Graha BNPB, Jakarta, Jumat (27/3).

Terdapat beberapa kasus yang tesnya menunjukkan hasil negatif, sebenarnya merupakan pasien yang sudah terinfeksi. Tapi, kata Yurianto, karena waktu infeksi masih kurang dari tujuh hari maka hasil yang keluar belum menunjukkan fakta tersebut.

Hal itu disebabkan karena antibodi belum terbentuk maka saat pemeriksaan bisa memberikan hasil yang negatif. Sebenarnya, virus Covid-19 itu sedang berproses karena tubuh manusia bisa mendapatkan antibodi setelah hari ketujuh setelah infeksi.

"Oleh karena itu seharusnya dilakukan pemeriksaan ulang pada tujuh hari setelah pemeriksaan pertama. Manakala dalam pemeriksaan tujuh hari kemudian juga masih negatif maka saat ini bisa dikatakan saudara sedang tidak terinfeksi," tegas Direktur Jenderal Pencegahan dan Pengendalian Penyakit (P2P) Kementerian Kesehatan itu.

Tapi hal itu tidak akan menjamin seseorang akan bebas atau kebal dari Covid-19. Hasil tes cepat, kata Yurianto, hanya menunjukkan seseorang belum terinfeksi dan masih memiliki risiko tertular penyakit yang menyerang sistem pernapasan itu.

Untuk itu, setiap orang harus tetap waspada dan melakukan jaga jarak untuk menghindari kontak dengan orang yang sudah terinfeksi. Tes cepat digunakan untuk rekomendasi awal bagi kelompok tanpa gejala, orang dalam pemantauan (ODP) dan pasien dalam pengawasan (PDP) untuk melakukan isolasi diri dan kembali melakukan tes beberapa hari kemudian.

sumber : Antara
BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement