REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA — Figur publik Arifin Putra mengaku peduli dengan isu kelestarian dan keberlanjutan alam. Itu pula yang membuatnya mendukung aksi Earth Hour yang simbolik dengan mematikan lampu dan peralatan elektronik selama satu jam.
“Earth Hour bukan hanya tentang mematikan lampu, tapi gimana caranya menyatukan umat manusia untuk satu tujuan bersama, yakni perbaiki alam,” kata Arifin dalam Konferensi Pers Earth Hour 2020 melalui aplikasi Zoom, Jumat (27/3).
Di Indonesia, menurut Arifin, kegiatan Earth Hour sudah dilakukan selama 11 tahun tiap 28 Maret. Selama itu pula banyak hal yang sudah tercapai. Menurut aktor The Raid 2: Berandal, kegiatan itu sangat istimewa, karena umat manusia bersatu dalam solidaritas mencapai tujuan bersama.
Selain itu, Arifin mengatakan, peringatan tahun ini juga penting untuk merenungkan bersama apa yang sudah dan akan terjadi pada Bumi. Sebab, tidak ada yang tahu apa yang akan terjadi dalam 10 tahun mendatang.
“Kita bisa merenung, kita pengen Bumi seperti apa. Kita ingin tinggalkan Numi dalam kondisi seperti apa dan apa yang bisa dilakukan untuk itu,” ujar dia.
Biasanya, peringatan Earth Hour diisi dengan long march, berkumpul, dan berdiskusi. Namun, dalam kondisi pembatasan sosial terkait pencegahan penyebaran dan penularan Covid-19, bukan berarti masyarakat tak bisa berpartisipasi. WWF Indonesia menginisiasi Earth Hour ada acara virtual di media sosial.
“Kita tetap bisa secara digital bisa berinteraksi. Bisa lakukan kuis dan diskusi tentang alam,” kata Arifin.