REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Virus corona atau Covid-19 telah menjadi wabah di seluruh dunia, bencana kemanusiaan ini telah menelan banyak korban, termasuk di Indonesia. Namun ditengah bencana Covid-19 ini,masih ada saja orang ataupun kelompok yang tidak bertanggung jawab untuk menyebarkan berita hoaks dan ujaran kebencian terkait virus tersebut.
Dari data Kepolisian Republik Indonesia (Polri), hingga Kamis (26/3), jumlah kasus hoaks di media sosial terkait virus corona atau Covid-19 yang telah ditangani Bareskrim Polri dan jajaran Polda di seluruh Indonesia, telah mencapai 46 kasus. Adanya hoaks tentang virus Covid-19 di media sosial tersebut tentunya membuat masyarakat menjadi resah.
Ketua Umum Yayasan Indonesian Conference on Religion and Peace (ICRP), Prof Siti Musdah Mulia mengatakan bahwa dia sedih karena masih banyak yang menyebarkan hoaks, menyebarkan berita dusta dalam kondisi seperti ini. Karena banyak orang menderita karena hoaks, karena berita palsu yang disebarluaskan oleh pihak-pihak yang tidak bertanggung jawab tersebut.
“Oleh karena itu saya selalu mengatakan tolong jangan menjadikan wabah corona itu semacam olok-olokan atau semacam cara untuk menebar kebencian, permusuhan. Meskipun kita membenci seseorang, tapi tolong jangan menggunakan wabah atau pandemi ini sebagai alat untuk balas dendam, untuk mencaci-maki atau membangun permusuhan,” ujar Musdah dalam siaran persnya, Jumat (27/3).
Menururtnya kita tentunya harus merenungi diri kita sendiri dengan adanya wabah ini mengenai apa yang salah dengan diri kita, apa yang salah dengan keluarga kita selama ini. Dengan hal tersebut tentunya kita harus mencari upaya untuk bagaimana kita mengoreksi diri, mengevaluasi diri agar bisa menjadi lebih baik dan lebih baik lagi.
“Karena kalau kita ini mengakui sebagai makhluk yang berguna, makhluk yang bermartabat, mari kita semua menghindarkan diri dari menyebarkan berita hoaks atau berita palsu, berita dusta atau berita-berita yang mengandung kebencian dan permusuhan terhadap sesama. Karena itu perlihatkanlah bahwa kita ini adalah manusia yang beradab,” tutur Musdah.
Karenanya menurut Musdah penting bagi kita semua untuk bersama-sama membangun solidaritas untuk menguatkan satu sama lain. Ini agar ketika ada orang yang sudah terpapar virus Covid-19 untuk tidak menjadi terlalu cemas dan tidak dengan mudah memvonis seseorang sudah mati atau tidak ada harapan lagi.