REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Bank Rakyat Indonesia Syariah melaporkan peningkatan transaksi digital seiring dengan imbauan #dirumahaja untuk menekan penyebaran Covid-19. Sekretaris Perusahaan BRI Syariah, Mulyatno Rachmanto menyampaikan, ada kenaikan transaksi sekitar lima persen dari biasanya.
"Selama penerapan imbauan social distancing yang mulai diberlakukan pada 16 Maret 2020, BRI Syariah mencatat kenaikan jumlah transaksi di mobile banking sekitar lima persen jika dibandingkan bulan Februari 2020," katanya kepada Republika, Jumat (27/3).
Rata-rata transaksi di BRIS Online per hari mencapai lebih dari 64 ribu transaksi, transaksi paling banyak adalah transfer, kemudian diikuti isi ulang uang elektronik. Peningkatan jumlah transaksi di BRIS Online tersebut tidak lepas dari imbauan pemerintah bagi masyarakat untuk bekerja dan belajar dari rumah.
Imbauan ini membuat masyarakat lebih banyak bertransaksi melalui gawainya, daripada datang langsung ke kantor cabang. Sejak diberlakukan imbauan untuk mengurangi kegiatan di luar rumah, BRI Syariah gencar menyampaikan kepada nasabah dan masyarakat untuk melakukan transaksi secara online dan nontunai.
"Untuk mendukung hal tersebut BRI Syariah saat ini telah memiliki berbagai fasilitas electronic banking, seperti BRIS Online, Cash Management System, dan Internet Banking," katanya.
Di tengah pandemi virus corona yang melanda Indonesia, BRI Syariah terus mengimbau nasabahnya untuk bertransaksi melalui internet banking dan mobile banking. Seperti untuk pelunasan Biaya Perjalanan Ibadah Haji (BPIH).
BRI Syariah juga mengimbau nasabahnya agar membayar BPIH melalui mobile banking. Selama masa tanggap darurat Covid-19, BRI Syariah juga tetap membuka cabang dengan melakukan penyesuaian jam operasional. Layanan nasabah dibuka pukul 09.00 sampai 14.30. sementara layanan kas dibuka mulai 09.00-14.00 WIB.