Sabtu 28 Mar 2020 08:40 WIB

Tak Konsisten Karantina, Presiden Brasil Ejek Corona

Presiden Brasil Jair Bolsonaro menolak kebijakan karantina dan jaga jarak.

Rep: Puti Almas/ Red: Nur Aini
Presiden Brasil Jair Bolsonaro
Foto: AP Photo/Eraldo Peres
Presiden Brasil Jair Bolsonaro

REPUBLIKA.CO.ID, BRASILIA — Pihak berwenang Brasil telah menetapkan aturan melarang semua warga asing nonresiden untuk memasuki negara itu melalui bandara internasional pada Jumat (27/3). Langkah itu dilakukan untuk memperlambat penyebaran virus corona jenis baru (Covid-19). 

Larangan perjalanan Kementerian Kehakiman, yang diterbitkan dalam lembaran resmi Brasil, mulai berlaku pada Senin (30/3) mendatang. Aturan ditetapkan mengikuti langkah-langkah serupa di beberapa negara Amerika Selatan lainnya.

Baca Juga

Meski demikian, dilansir the Globe and Mail, saat bersamaan Presiden Brasil Jair Bolsonaro justru mendesak agar warga kembali bekerja seperti biasa. Ia tidak meminta masyarakat untuk melakukan social distancing atau menjaga jarak sosial sesuai anjuran untuk menghindari penyebaran wabah. 

Respons Brasil yang tidak konsisten dalam mengendalikan Covid-19 dilaporkan telah memicu perselisihan yang buruk antara presiden dan para gubernur negara bagian. Dalam sebuah pernyataan, Bolsonaro mengatakan ingin menjaga perekonomian negara itu tetap berjalan.

Bahkan, Bolsonaro mengejek respons berlebihan untuk virus corona jenis baru, yang disebut olehnya hanya menyebabkan "sedikit flu". Ia juga marah terhadap banyak gubernur dan wali kota yang telah membawa Sao Paulo dan Rio De Janeiro saat ini dalam kondisi stagnan karena kekhawatiran terhadap pandemi. 

Bolsonaro juga meluncurkan iklan di televisi "#BrazilCannotStop", menampilkan slogan yang mirip dengan kampanye di Milan, sebelum kematian di Italia melonjak secara signifikan. Ia mengimbau pengusaha, pemilik toko, dan pekerja lainnya, serta jutaan warga bahwa Brasil tidak dapat berhenti. Tak ketinggalan, iklan itu memperlihatkan adegan ruang kelas yang ramai serta pasar jalanan. 

Dalam kontraprotes pada Jumat, pendukung Bolsonaro mengendarai karavan membunyikan klakson melalui kota-kota besar untuk menentang penguncian. Mereka juga berbagi video media sosial dengan tagar #BrazilCannotStop.

Iklan tersebut juga dibagikan di media sosial oleh sejumlah politisi, termasuk sang putra, Flavio Bolsonaro. Padahal, iklan yang disebut memakan biaya hingga 1 juta dolar AS untuk pembuatannya itu ditayangkan tanpa berkonsultasi dengan Kementerian Kesehatan Brasil terlebih dahulu.  

Slogan ini mirip dengan #MilanWillNotStop, yang menjadi populer di wilayah utara Italia pada Februari lalu. Hingga tak lama kemudian, Italia menjadi pusat penyebaran global virus corona jenis baru, dengan lebih banyak jumlah kematian terjadi di negara itu daripada China yang sebelumnya menempati nomor satu di dunia. Wali Kota Milan Beppe Sala mengaku juga menyesal sempat berbagi tagar tersebut.

Seorang pejabat di Kementerian Kesehatan Brasil kemudian menyatakan tak akan mengomentari tindakan Bolsonaro, tetapi ia tetap merekomendasikan pedoman social distancing. Gubernur Sao Paulo Joao Doria, mantan sekutu Bolsonaro yang telah berselisih dengan presiden atas penanganan krisis, menyebut iklan itu disinformasi. 

“Lebih dari 50 negara berada di karantina. Jadi, seluruh dunia salah dan satu-satunya orang yang benar adalah Presiden Jair Bolsonaro?” ujar Doria. 

Hingga Jumat (27/3), jumlah kasus Covid-19 yang dikonfirmasi di Brasil sebesar 3.417. Sementara itu, kematian terkait infeksi virus ini dilaporkan menjadi 92.

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement