REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Majelis Ulama Indonesia (MUI) mengajak warga, khususnya umat Islam, membantu warga lain yang dikarantina karena terjangkit virus corona. Saat ini ada 300 anggota jamaah Masjid Kebon Jeruk, Jakarta Barat, yang diisolasi akibat tiga orang terdeteksi terduga terpapar Covid-19.
"Ya perlu dibantu," kata Sekjen MUI KH Anwar Abbas saat dihubungi, Sabtu (28/3).
KH Anwar mengajak seluruh masyarakat membantu jamaah yang dikarantina karena dampak dikarantina, mereka tidak bisa keluar. Sementara itu, mereka perlu makan minum dan keperluan lainnya. Apa yang mereka perlukan butuh biaya untuk mendapatkannya.
"Jamaah juga memerlukan keperluan lain-lain yang itu jelas memerlukan biaya," katanya.
KH Anwar mengatakan, jika seandainya mereka masih bisa kontak dengan keluarganya, keluarganyalah terlebih dahulu yang harus membantu. "Dan kalau tidak ada maka menjadi tanggung jawab kita bersama, termasuk pemerintah,"katanya.
Permohonan untuk membantu 300 jamaah Masjid Kebon Jeruk itu disampaikan Camat Tamansari, Jakarta Barat, Risan Mustar. Permohonan tersebut tertuang dalam surat yang dikeluarkan dari Kecamatan Tamansari kepada Suku Dinas Sosial Jakarta Barat. Isolasi berlaku selama 14 hari mulai Kamis (26/3) di masjid tersebut.
"Bantuannya makanan siap saji karena daripada dia mondar-mandir keluar makanya kami minta bantuan," ujar Risan di Jakarta, Jumat (27/3) malam.
Dari sekitar 300 anggota jamaah, 73 orang di antaranya merupakan warga negara asing. Saat Suku Dinas Kesehatan Jakarta Barat melakukan rapid test atau tes cepat Covid-19 terhadap jamaah masjid tersebut, hasilnya menunjukkan tiga orang terduga terpapar virus corona jenis baru (Covid-19).
"Karena dari hasil tes kemarin ada tiga jamaah yang terduga (suspect) maka sekarang jamaah yang ada di sana kita isolasi selama 14 hari," kata dia.
Tiga WNI yang terduga terpapar virus corona diisolasi dan dibawa ke Wisma Atlet Kemayoran, Jakarta Pusat. Tiga orang itu terdiri atas seorang warga Sumatra Utara dan dua orang asal Aceh.