REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Kementerian Badan Usaha Milik Negara (BUMN) mendukung pemanfaatan Wisma Atlet sebagai tempat isolasi suspect atau orang yang sudah menunjukkan gejala virus corona (Covid-19). Staf Khusus Menteri BUMN Arya Sinulingga mengatakan sejumlah BUMN konstruksi seperti PT Waskita Karya, Adhi Karya, PP, dan Wijaya Karya akan bahu-membahu melakukan pengerjaan dan perbaikan fisik bangunan untuk menjadi tempat isolasi yang representatif.
"Kemarin baru diputuskan wisma atlet akan dijadikan rumah sakit unutk pasien corona sekitar 2 ribu kamar, nanti beberapa lantai akan dipakai sebagai isolasi," ujar Arya dalam video conference di Jakarta, Kamis (19/3).
Kata Arya, pengerjaan dan perbaikan fisik bangunan akan dilakukan secara bertahap dan ditargetkan 1.000 kamar sudah mampu beroperasi pada pekan depan.
Selain mengerjakan perbaikan fisik bangunan, lanjut Arya, 25 BUMN lain seperti Telkom, Pertamina, PGN, Antam, Bukit Asam, PLN, BRI, Mandiri, BNI, BTN, Angkasa Pura I, dan Angkasa Pura II. Kemudian Pupuk Indonesia, Pegadaian, Wijaya Karya, Jasa Marga, Hutama Karya, hingga Jasa Raharja, juga ikut terlibat membantu untuk pengadaan peralatan kesehatan di Wisma Atlet.
"Pengadaan dan pembiayaan peralatan kesehatan dari BUMN yang akan mengadakan, mereka keroyokan 25 BUMN, nilai kebutuhannya masih dihitung," ucap Arya.
Dari sisi tenaga kesehatan seperti dokter, lanjut Arya, akan mendapat dukungan dari holding BUMN RS, Indonesia Healthcare Corporation (IHC) dan juga TNI. Kementerian BUMN juga akan membuka ruang bagi tenaga medis untuk ikut terlibat dalam menangani pasien di Wisma Atlet. "Jumlah tenaganya kesehatannya lagi dihitung," ungkap Arya.
Menteri BUMN Erick Thohir, kata Arya, juga meminta Hotel Indonesia Natour (HIN) untuk mengelola manajemen dan pelayanan di Wisma Atlet. Arya menyebut HIN memiliki kemampuan dan pengalaman panjang dalam memberikan pelayanan yang profesional dalam bidang jasa.
"Pak menteri meminta HIN kelola manajemen di wisma atlet supaya rapi dan bagus," kata Arya menambahkan.