REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Kereta metro bawah tanah (subway) di Kota Wuhan kembali beroperasi mulai Sabtu setelah berhenti selama lebih dari dua bulan sejak Ibu Kota Provinsi Hubei yang menjadi episentrum COVID-19 di China diisolasi pada 23 Januari 2020.
Enam jalur subway mulai dibuka lagi untuk umum sebagai bagian dari upaya pemulihan setelah pemerintah kota setempat menyatakan bahwa transmisi virus telah diblokir. Namun masyarakat tetap diminta mengenakan masker seperti terlihat dalam beberapa foto yang diunggah China Daily.
Sebelum menggunakan transportasi massal tersebut, masyarakat juga diwajibkan memindai batang kode yang diunduh melalui ponsel. Batang kode berisi nama dan riwayat perjalanan seseorang.
Begitu juga saat turun, para penumpang masih diwajibkan memindai batang kode untuk memudahkan pendataan riwayat perjalanannya. Otoritas subway Kota Wuhan menyatakan bahwa kebijakan tersebut diberlakukan untuk memudahkan pelacakan penumpang yang kedapatan terinfeksi virus yang telah membunuh ribuan warga China itu.
Sejumlah termometer infra merah terpasang di area pemeriksaan untuk mengukur suhu tubuh penumpang. Bagi yang bersuhu tubuh normal, diizinkan naik subway, sedangkan yang tidak normal langsung mendapatkan pemeriksaan lanjutan dan dikarantina.
Petugas keamanan juga dikerahkan ke setiap rangkaian kereta untuk memandu para penumpang dan memberikan pelayanan yang dibutuhkan.
Sejak 18 Maret, Wuhan hanya mendapatkan satu kasus baru. Sejak wabah tersebut merebak pada akhir Desember 2019, Wuhan mencatat 50.006 kasus dengan angka kematian 2.538 orang dan kesembuhan 44.951 orang.