REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Ketua Umum Ikatan Dokter Indonesia (IDI) Daeng Mohammad Faqih menyoroti kebutuhan ventilator bagi rumah sakit (rujukan) pasien corona. Ia berharap pemerintah dapat segera memenuhi kebutuhan tersebut di tengah pandemi corona.
"Di rumah sakit rujukan perawatan covid memang lagi butuh kamar isolasi dan alat penunjang bantuan nafas seperti oksigen dan ventilator," kata Daeng pada Republika.co.id, Sabtu (28/3).
Sayangnya, Daeng tak merinci seberapa jauh kebutuhan RS terhadap peralatan tersebut. Kehadiran ventilator bermanfaat sebagai alat penopang pernafasan pasien positif corona.
Di sisi lain, Daeng membantah kabar minimnya ventilator jadi penyebab utama tak tertolongnya pasien corona. Menurutnya, masing-masing pasien memiliki riwayat medis tersendiri, sebagian mengidap penyakit berbahaya. Alhasil ketika corona menyerang, kondisi pasien dengan penyakit bawaan kian parah.
"Semua berpengaruh. Kondisi imunitas pasien, penyakit penyerta, ketersediaan obat serta alat bantu nafas seperti ventilator dan oksigen," ujar Daeng.
Sebelumnya, pemerintah merencanakan impor alat pelindung diri (APD) untuk tenaga medis guna penanganan virus corona. Sebab, APD hanya tersedia 19 ribu buah. Hal itu disampaikan Menteri Koordinator Bidang Politik, Hukum dan Keamanan Mahfud MD.
Stok cadangan nasional berkurang karena telah mendistribusikan 151 ribu APD ke 36 wilayah guna penanganan corona. Selain APD, pemerintah berupaya mengimpor ventilator. Alat bantu pernapasan itu menjadi rebutan di seluruh dunia karena luasnya pandemi corona.