REPUBLIKA.CO.ID, SURABAYA -- Pemerintah Provinsi Jawa Timur mencoba memaksimalkan peran SMA double track dan SMK di Jawa Timur dalam memproduksi hand sanitizer (cairan pembersih tangan) secara massal. Selanjutnya, hand sanitizer tersebut akan dibagikan kepada masyarakat luas sebagai upaya pencegahan penularan virus corona atau Covid-19.
“Meski nantinya dibuat massal, komposisi dan cara pembuatannya tetap sesuai standar industri sehingga mutu dan kualitasnya tetap terjamin,” kata Gubernur Jawa Timur Khofifah Indar Parawansa di Surabaya, Ahad (29/3)
Terutama, lanjut Khofifah, terkait keamanan alkohol yang notabene merupakan bahan baku utama pembuatan hand sanitizer. Menurutnya, alkohol yang digunakan merupakan alkohol dengan kategori food grade sehingga aman dan menghindari potensi keracunan.
Khofifah mengatakan, pelibatan siswa SMA dan SMK se-Jawa Timur ini karena tingginya permintaan masyarakat atas hand sanitizer, di tengah wabah virus corona. Sementara di pasaran, barang tersebut langka dan kalaupun ada harganya sangat mahal.
Khofifah pun mengapresiasi keinginan siswa SMA dan SMK di Jatim yang ingin terlibat dalam upaya memerangi penyebaran virus corona. Menurutnya, apa yang dilakukan siswa SMA dan SMK ini sudah sewajarnya mendapat apresiasi. Sebab, mereka secara tidak langsung membantu pemerintah dalam melawan Covid-19.
“Sejumlah 79 SMA double track dan 92 SMK yang punya kompetensi farmasi dan kimia industri di Jawa Timur selain membuat hand sanitizer, juga sabun antiseptik yang seluruhnya ditujukan dalam rangka memerangi pandemi Covid-19,” ujar Khofifah.
Khofifah menjelaskan, sebelumnya sekolah-sekolah tersebut membuat hand sanitizer dan sabun antiseptik secara sendiri-sendiri. Kemudian, Pemprov Jatim mencoba mengorganisir, melalui Dinas Pendidikan. Tujuannya agar kapasitas produksi dan kualitasnya bisa meningkat, sehingga mampu memenuhi kebutuhan masyarakat.
Kepala Dinas Pendidikan Jatim, Wahid Wahyudi menjelaskan, terkait bahan baku, nantinya Pemprov Jatim akan mendukung penuh kebutuhan berupa alkohol dan sebagainya. "Sumber dana berasal dari dana BOS, BPOPP, serta CSR. SMA double track dan SMK yang berkompetensi di bidang farmasi dan kimia industri, dalam membuat produk ini dipandu guru yang kompeten," kata Wahid.