Ahad 29 Mar 2020 11:34 WIB

Jasa Armada Indonesia Raih Laba Bersih Rp 90 Miliar

Perolehan laba Jasa Armada didukung pengelolaan kapal yang mencapai 88 persen.

Rep: Retno Wulandhari/ Red: Friska Yolandha
Pengendara sepeda motor melintas di kawasan industri galangan kapal di Tanjung Emas, Semarang, Jawa Tengah, Selasa (5/6). PT Jasa Armada Indonesia Tbk (IPCM) berhasil membukukan laba bersih sebesar Rp 90 miliar sepanjang 2019 lalu.
Foto: Antara/Aji Styawan
Pengendara sepeda motor melintas di kawasan industri galangan kapal di Tanjung Emas, Semarang, Jawa Tengah, Selasa (5/6). PT Jasa Armada Indonesia Tbk (IPCM) berhasil membukukan laba bersih sebesar Rp 90 miliar sepanjang 2019 lalu.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- PT Jasa Armada Indonesia Tbk (IPCM) berhasil membukukan laba bersih sebesar Rp 90 miliar sepanjang 2019 lalu. Capaian tersebut meningkat 24 persen dari Rp 73 miliar pada 2018 ditopang oleh jasa penundaan kapal.  

"Laba bersih naik karena kontribusi pendapatan layanan penundaan di pelabuhan umum serta jasa pengelolaan kapal yang mencapai 88 persen dari total pendapatan," kata Direktur Keuangan dan SDM IPCM, Rizki Pribadi Hasan dalam keterangan pers, Sabtu (28/3).

Baca Juga

Berdasarkan data IPCM, perseroan membukukan Pendapatan sebesar Rp 682 miliar. Dari Penundaan Kapal (Tugging), kontribusi pendapatan sebesar Rp 604 miliar. Sedangkan pendapatan dari jasa Pengelolaan Kapal sebesar Rp 56 miliar. 

Di samping itu, pendapatan IPCM juga dikontribusikan dari Jasa Pemanduan (Pilotage) sebesar Rp 20 miliar atau naik 49 persen dari Rp 14 miliar pada 2018. Selain itu, pendapatan jasa pelayanan pemanduan dan penundaan di luar wilayah IPC II juga meningkat dari Rp 25 miliar di 2018 menjadi Rp 70 miliar di 2019. 

Ke depannya, Rizki mengatakan IPCM akan terus menambah pendapatan berulang (recurring income). Perseroan juga akan menjadikan pendapatan di sektor Terminal Khusus (Tersus) dan Terminal Untuk Kepentingan Sendiri (TUKS) terus tumbuh berkelanjutan.

Pada 2019 IPCM mencatat peningkatan total aset sebesar 10,4 persen dari Rp 1,2 triliun menjadi Rp 1,3 triliun. Perseroan juga mencatat kenaikan Laba Per Saham (EPS) menjadi Rp 17,0 dari Rp 13,8 pada 2018. Sementara itu, marjin laba bersih 

(NPM) meningkat menjadi 13,2 persen dibandingkan 10,0 persen di tahun lalu. 

Direktur Utama IPCM, Chiefy Adi Kusmargono menyatakan perbaikan kinerja IPCM dicapai melalui program transformasi perusahaan yang mulai dijalankan secara intensif sejak pertengahan 2019. Dia menjelaskan beberapa inisiatif yang merupakan bagian dari program transformasi tersebut antara lain pengembangan produk dan jasa, serta penetrasi pasar yang telah ada maupun penambahan pasar baru.

"Di tengah kondisi yang menantang di 2019, IPCM mampu mempertahankan 

kontinuitas pendapatan kontrak jangka panjang pelayanan Pemanduan dan Penundaan di TUKS dan juga TERSUS," kata Chiefy. 

Selain itu dalam rangka meningkatkan kinerja perusahaan, menurut Chiefy, IPCM juga berkolaborasi dengan induk perusahaan dan anak perusahaannya, BUMN, serta berbagai pihak swasta.

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement