REPUBLIKA.CO.ID, MOSKOW - - Tim tenaga medis Rusia telah dikerahkan untuk melakukan disinfeksi pada dua rumah sakit di Lombardy, Italia. Menurut laporan MoD Moskow, tim medis terdiri dari ahli epidemiologi dan virologi Kementerian Pertahanan Rusia.
“Tim mendesinfeksi total 1.500 meter persegi ruang interior di rumah sakit 'Casa Riposo' untuk orang tua di kota Nemuro,” ujar pernyataan MoD Moskow, seperti dilansir Sputnik, Sabtu (28/3).
Rusia juga membantu meminjamkan peraatan dari angkatan militer negara itu untuk membersihkan jalan masuk ke rumah sakit dengan reagen. Petugas medis yang dikerahkan telah memeriksa dua fasilitas kesehatan tambahan di Lombardy dan siap untuk disinfeksi.
Sejauh ini, Rusia telah mengirim delapan tim medis dan lebih dari seratus virolog militer dan ahli epidemiologi ke Italia dalam upaya memperlambat penyebaran virus corona jenis baru (COVID-19). Selain itu, Rusia telah mengirim lima pesawat yag berisi bantuan barang-barang yang dibutuhkan.
Italia menjadi salah satu negara paling terdampak wabah virus corona jenis baru dengan jumlah kasus infeksi yang dikonfirmasi mencapai 86.498 dan kematian dilaporkan adalah 9.134 pada Sabtu (28/3). Angka ini telah melampaui Cina, negara yang menjadi episentrum awal pandemi COVID-19 di mana di Negeri Tirai Bambu ada 81.394 kasus positif dan 3.295 kematian.
Virus corona jenis baru (SARS-CoV-2) yang menyebabkan infeksi penyakit COVID-19 pertama kali ditemukan di Wuhan, Ibu Kota Provinsi Hubei, Cina pada Desember 2019. Sejak saat itu, virus terus menyebar secara global ke berbagai negara lainnya di dunia.
Menurut data Worldometer, hingga Sabtu (28/3) pagi, jumlah kasus COVID-19 di seluruh dunia tercatat mencapai 593.656 dengan 27.215 meninggal dunia dan 132.526 pasien dinyatakan sembuh. Terdapat 200 negara yang telah mengkonfirmasi kasus positif infeksi virus corona jenis baru ini.
COVID-19 yang berasal dari keluarga virus corona yang sama dengan beberapa wabah lainnya, yaitu SARS (sindrom pernapasan akut parah) dan MERS (sindrom pernapasan Timur Tengah) menjadi lebih mematikan dengan tingkat penyebaran yang cepat. Saat wabah SARS terjadi pada 2002-2003, sebanyak 774 orang meninggal, sementara MERS yang mewabah sejak 2012 tercatat menewaskan sedikitnya 828 orang.
Bagi kebanyakan orang, infeksi virus corona jenis baru menyebabkan gejala ringan atau sedang, seperti demam dan batuk yang hilang dalam dua hingga tiga minggu. Namun, sebagian orang, terutama orang dewasa yang lebih tua (berusia lanjut) dan orang-orang dengan masalah kesehatan yang telah ada, COVID-19 dapat menimbulkan gejala yang lebih parah, termasuk pneumonia, dan bahkan kematian.