Ahad 29 Mar 2020 13:55 WIB

Konsumsi Rumah Tangga Diprediksi Akan Kontraksi

Penjualan di pasar tradisional dan pasar modern dipastikan turun.

Rep: Adinda Pryanka/ Red: Fuji Pratiwi
Sejumlah pedagang menunggui dagangannya di Pasar Tradisional Manonda, Palu, Sulawesi Tengah, Selasa (24/3). Penjualan pasar tradisional dan pasar modern dipastikan turun akibat wabah corona.
Foto: antara/Basri Marzuki
Sejumlah pedagang menunggui dagangannya di Pasar Tradisional Manonda, Palu, Sulawesi Tengah, Selasa (24/3). Penjualan pasar tradisional dan pasar modern dipastikan turun akibat wabah corona.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA – Direktur Eksekutif Center of Reform on Economics (CORE) Indonesia Mohammad Faisal menyebutkan, memprediksi, konsumsi rumah tangga akan mengalami kontraksi. Padahal, konsumsi rumah tangga berkontribusi hingga 60 persen dalam pertumbuhan ekonomi.

Faisal mengatakan, respons pemerintah dan masyarakat yang melakukan upaya pencegahan Covid-19, membuat roda perputaran ekonomi melambat. Mulai dari penutupan sekolah, kebijakan bekerja dari rumah (work from home) khususnya pekerja sektor formal, juga penundaan dan pembatalan berbagai kegiatan pemerintah dan swasta.

Baca Juga

Konsumsi rumah tangga yang biasa menjadi penyumbang hampir 60 persen terhadap pergerakan ekonomi nasional akan mengalami kontraksi. "Penjualan retail, baik di pasar tradisional dan pasar modern dipastikan turun," ungkap Faisal dalam rilis yang diterima Republika.co.id, Ahad (29/3).

Bahkan, sebelum kasus Covid-19 teridentifikasi di Indonesia, data Indeks Penjualan Riil yang dikeluarkan Bank Indonesia sudah menunjukkan kontraksi 0,3 persen pada Januari 2020. Penjualan mobil pun selama Januari dan Februari turun 2,4 persen secara tahunan (yoy).