REPUBLIKA.CO.ID, WUHAN -- China menghadapi gelombang kedua penyebaran virus corona jenis baru atau Covid-19, ketika kasus impor semakin meningkat. Juru bicara Komisi Kesehatan Nasional (NHC) Mi Feng mengatakan transmisi Covid-19 secara domestik dapat dihentikan namun kedatangan warga China dari luar negeri telah menyebabkan persoalan baru.
"Kemungkinan jumlah infeksi baru masih relatif besar," ujar Mi.
Wuhan yang menjadi pusat penyebaran Covid-19 mencatat 693 kasus impor. Juru bicara pemerintah Beijing Xu Hejian mengatakan Beijing menanggung beban risiko terbesar dari kasus impor.
"Belum saatnya kita bersantai. Ini bukan saatnya kita bisa mengatakan semua berjalan dengan baik," ujar Xu.
Dalam tujuh hari terakhir, China melaporkan 313 kasus Covid-19 yang dibawa dari luar negeri. Sementara itu, ada 45 kasus impor baru yang dilaporkan pada Sabtu lalu. Jumlah tersebut menurun dari 54 kasus beru pada hari sebelumnya.
Maskapai penerbangan telah diperintahkan untuk memangkas jadwal penerbangan internasional mulai Ahad (29/3). Pemerintah telah melakukan pembatasan warga asing yang memasuki China sejak Sabtu.
Covid-19 pertama kali muncul di Wuhan pada Desember 2019 dan telah menyebar ke seluruh dunia. Virus ini telah menyebabkan 3.300 orang meninggal di China daratan dan kasus yang dikonfirmasi mencapai 81.439. China kemudian melakukan lockdown selama berminggu-minggu untuk mencegah penyebaran virus tersebut.
Kini, jumlah kasus Covid-19 di China terutama di Wuhan dan Hubei mulai menurun. Secara bertahap Wuhan mulai membuka kembali jalur lalu lintas dan operasional transportasi umum. Selain itu, daerah perbatasan juga mulai dibuka.
Semua bandara di Hubei melanjutkan beberapa penerbangan domestik kecuali dari Wuhan yang akan dibuka pada 8 April. Namun penerbangan dari Hubei ke Beijing tetap ditangguhkan.
Pemerintah Hubei dalam akun resmi WeChat menyatakan pusat perbelanjaan Han Street akan diizinkan untuk beroperasi pada Senin esok. "Sekarang kondisinya jauh lebih baik," ujar seorang pria dengan nama keluarga Hu.