REPUBLIKA.CO.ID, LANGGUR -- Gugus tugas percepatan penanganan Corona Virus (Covid-19) Kabupaten Maluku Tenggara (Malra) menegaskan karantina mandiri sangat penting dilakukan oleh para pelaku perjalanan atau mereka yang baru datang ke daerah ini.
"Karantina mandiri ini benar-benar penting dan kita perkuat, karena ini merupakan upaya pencegahan agar tidak sampai pada tahap penanganan di daerah ini," kata Sekretaris Gugus Tugas Covid-19 Malra, dr. Katrinje, Ahad (29/3).
Apabila sampai tahap penanganan, maka tim akan mengalami kesulitan, karena dokter spesialis paru dan dokter penyakit dalam cuma satu yang menangani masyarakat di dua wilayah Tual dan Malra.
"Oleh karena itu, jika ada keluarga atau saudara kita yang baru datang dari luar daerah (pelaku perjalanan) maka wajib melaksanakan karantina mandiri," katanya.
Katrinje menyatakan, Pemkab Malra melalui bupati juga telah meninjau hotel Langgur untuk dijadikan tempat mengkarantina mereka yang baru melakukan perjalanan dari luar daerah.
Menurutnya, ada yang pro maupun kontra atas inisiatif Pemkab tersebut, tetapi semua pihak harus berpikir positif, dimana ini adalah upaya pencegahan yang dilakukan secara maksimal.
"Mereka yang dikarantina nantinya adalah bukan pasien atau mereka yang positif Covid-19. Mereka hanyalah pelaku perjalanan yang akan diawasi selama 14 hari ketika tiba di daerah ini," katanya.
Katrinje mengapresiasi apa yang dilakukan oleh dua Ohoi/desa di Malra yakni Ohoi Sathean dan Ohoi Ohoira dimana dua ohoi tersebut menyediakan tempat karantina bagi warga yang baru datang dari luar daerah.
Kasus Covid-19 di Malra saat ini tidak ada yang positif, hanya ada dua warga dengan status ODP dan keduanya sudah membaik.
Namun saat ini juga, Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Karel Sadsuitubun Malra yang merupakan rumah sakit rujukan bagi warga Tual dan Malra sementara merawat dua bayi dari Kota Tual.
Bayi pertama yakni bayi berusia 8 bulan beralamat di UN Tual yang dirujuk Sabtu(27/3) dan berstatus PDP kondisinya mulai membaik, dan akan terus dilakukan pemeriksaan.
Satu bayi lainnya yakni bayi berusia 10 bulan beralamat di kompleks Petak 20 Tual hari ini dirawat di RSUD Karel dikarenakan kondisinya demam dan ditemukan gejala yang berat serta riwayatnya pernah kontak langsung dengan keluarganya yang baru tiba dari luar daerah.