Ahad 29 Mar 2020 23:17 WIB

Pasar-Pasar di Bandung Barat Disemprot Disinfektan

Sembilan pasar tradisional di Kabupaten Bandung Barat disemprot cairan disinfektan

Rep: Muhammad Fauzi Ridwan/ Red: Christiyaningsih
Sembilan pasar tradisional di Kabupaten Bandung Barat disemprot cairan disinfektan. Ilustrasi.
Foto: Dok. Ist
Sembilan pasar tradisional di Kabupaten Bandung Barat disemprot cairan disinfektan. Ilustrasi.

REPUBLIKA.CO.ID, BANDUNG - Sembilan pasar tradisional di Kabupaten Bandung Barat disemprot cairan disinfektan dalam rangka antisipasi penyebaran virus corona atau covid-19. Penyemprotan sudah berlangsung sejak Rabu (25/3) dan akan dilaksanakan hingga batas waktu yang belum ditentukan.

Kepala Dinas Perindustrian dan Perdagangan (Disperindag) Kabupaten Bandung Barat Ricky Riadi mengatakan tahap pertama penyemprotan sudah dilaksanakan pada pertengahan pekan kemarin. "Sekarang kita penyemprotan di Lembang. Direncanakan dilaksanakan beberapa kali hingga batas waktu yang belum ditentukan," ujarnya, Ahad (29/3).

Baca Juga

Menurutnya, cairan disinfektan yang diproduksi lewat kerja sama dengan Dinas Kesehatan serta Palang Merah Indonesia (PMI). Dengan demikian proses penyemprotan cairan betul-betul aman dan sesuai standar nasional Indonesia (SNI).

"Penyemprotan dilakukan sore hari atau setelah seluruh pedagang menutup kiosnya agar petugas leluasa bekerja," kata Ricky.

Ia mengatakan penyemprotan diharapkan bisa memberikan kenyamanan dan ketenangan bagi para pedagang maupun pengunjung pasar. "Kita terus bergerak meminimalisir penyebaran Covid-19, terutama di pasar tradisional," jelasnya.

Ricky menambahkan pascawabah korona menyebar terjadi pengurangan pengunjung pasar hingga 10 persen. Namun, pihaknya meyakinkan kepada masyarakat bahwa hingga saat ini belum ada satu pun pasar yang ditutup.

"Belum ada yang ditutup karena virus corona," tegas Ricky. Terkait harga dan stok bahan kebutuhan pokok, Disperindag menjamin ketersediaannya aman hingga dua bulan ke depan.

Ia mengatakan dampak virus corona terhadap harga bahan pokok relatif tidak berpengaruh seperti gula putih saat ini Rp 16 ribu per kilogram. "Mudah-mudahan kabar baik ini bisa memenangkan masyarakat," katanya.

BACA JUGA: Ikuti Serial Sejarah dan Peradaban Islam di Islam Digest , Klik di Sini
Advertisement
Yuk Ngaji Hari Ini
اَلَمْ تَرَ اِلَى الَّذِيْ حَاۤجَّ اِبْرٰهٖمَ فِيْ رَبِّهٖٓ اَنْ اٰتٰىهُ اللّٰهُ الْمُلْكَ ۘ اِذْ قَالَ اِبْرٰهٖمُ رَبِّيَ الَّذِيْ يُحْيٖ وَيُمِيْتُۙ قَالَ اَنَا۠ اُحْيٖ وَاُمِيْتُ ۗ قَالَ اِبْرٰهٖمُ فَاِنَّ اللّٰهَ يَأْتِيْ بِالشَّمْسِ مِنَ الْمَشْرِقِ فَأْتِ بِهَا مِنَ الْمَغْرِبِ فَبُهِتَ الَّذِيْ كَفَرَ ۗوَاللّٰهُ لَا يَهْدِى الْقَوْمَ الظّٰلِمِيْنَۚ
Tidakkah kamu memperhatikan orang yang mendebat Ibrahim mengenai Tuhannya, karena Allah telah memberinya kerajaan (kekuasaan). Ketika Ibrahim berkata, “Tuhanku ialah Yang menghidupkan dan mematikan,” dia berkata, “Aku pun dapat menghidupkan dan mematikan.” Ibrahim berkata, “Allah menerbitkan matahari dari timur, maka terbitkanlah ia dari barat.” Maka bingunglah orang yang kafir itu. Allah tidak memberi petunjuk kepada orang-orang zalim.

(QS. Al-Baqarah ayat 258)

Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement