REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA – Risalah Islam melalui Alquran adalah sebagai agama yang rahmatan lil-alamin. Lantas bagaimana realisasi misi risalah Alquran ini? Apakah sudah tercapai?
Dalam waktu tertentu berdasarkan sejarah, misi risalah Alquran sudah pernah sepenuhnya tercapai atau terealisasikan. Sejarah adalah bukti dan jawabannya, yakni dengan membaca kembali sejarah pra-turunnya Alquran sampai masa tersebarnya Alquran itu ke penjuru dunia.
Dalam buku Tema Kontroversial Ulumul Qur’an karya Nur Faizin dijelaskan, ketika pertama kali Alquran turun, dakwah Islam berjalan secara sembunyi-sembunyi karena pengikutnya masih terbilang sedikit dan mereka sering menerima siksaan dari kafir Makkah.
Dari sanalah kemudian diperintahkan seruan hijrah ke Madinah. Di Madinah, Rasulullah SAW berkumpul bersama sahabat dari kalangan Muhajirin dan Anshar menjadi sebuah umat atau masyarakat sosial.
Di sanalah diberlakukan ajaran-ajaran Islam dengan bimbingan langsung Rasulullah SAW. Pengikut agama Islam pun semakin masif dan membuat Islam semakin kuat dan menunjukkan kemuliannya.
Seiring berjalannya waktu, jumlah pengikut Islam pun kian bertambah. Islam menyebar ke penjuru dunia dan keimanan pengikutnya pun semakin menguat. Yang menjadi pertanyaan, apakah dengan suksesnya ajaran Islam pada masa Rasulullah dapat dinilai bahwa misi risalah Alquran telah sempurna dan tercapai?
Dalam buku ini disebutkan, meski sukses merealisasikan risalah Alquran pada zamannya, namun Alquran sejatinya bukan hanya diturunkan untuk umat Makkah dan Madinah saja. Alquran adalah kitab suci terakhir yang diturunkan Allah untuk seluruh umat manusia sebagai bentuk manifestasi kasih sayang-Nya.
Kini, dunia masih banyak dihuni manusia jahiliyah jilid dua. Kalangan manusia ini membutuhkan petunjuk Alquran untuk dapat sampai kepada kebenaran hakiki yang datang dari Allah SWT.
Namun untuk menjadikan seluruh manusia dapat petunjuk Alquran dan mampu merealisasikannya dalam kehidupan, Allah sudah menegaskan dalam firman-Nya Surah As-Sajadah ayat 13 berbunyi:
وَلَوْ شِئْنَا لَآتَيْنَا كُلَّ نَفْسٍ هُدَاهَا وَلَٰكِنْ حَقَّ الْقَوْلُ مِنِّي لَأَمْلَأَنَّ جَهَنَّمَ مِنَ الْجِنَّةِ وَالنَّاسِ أَجْمَعِينَ.
“Wa lau syi’na la-atayna kulla nafsin hudaha walakin haqqa alqaulu minni la-amla-anna jahannama minal-jinnati wannasi ajma’in”. Yang artinya: “Dan kalau Kami menghendaki nisacaya Kami akan berikan kepada tiap-tiap jiwa petunjuk (baginya), akan tetapi telah tetaplah perkataan (ketetapan) dari padaku: ‘sesungguhnya akan Aku penuhi neraka jahannam itu dengan jin dan manusia bersama-sama,”.
Dalam buku ini dijelaskan, artinya untuk merealisasikan misi risalah Alquran secara menyeluruh di dunia ini kepada umat manusia adalah kenyataan yang tidak akan tercapai. Akan tetapi manusia tetap dituntut untuk berusaha maksimal menyebarkan risalah tersebut.