REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Produsen ban global asal Korea Selatan, Hankook Tire menyiapkan sejumlah strategi bisnis di tengah penyebaran virus corona. Hal ini mengingat industri automobile di Eropa, Amerika Serikat sudah menghadapi situasi sulit seiring penutupan sejumlah pabrik dan pengurangan jalur distribusi.
Vice Chairman Hankook Technology Group Hyun Shick Cho mengatakan perusahaan berupaya melakukan inovasi area bisnis yang sudah berjalan, membuka investasi baru atau mempertimbangkan kesempatan merger dan akuisisi bergantung dari struktur finansial perusahaan yang kokoh.
"Untuk memperkuat daya saing masa kini dan masa yang akan datang. Seluruh upaya ini dilakukan demi meningkatkan nilai pemegang saham,” ujarnya dalam keterangan tulis di Jakarta, Senin (30/3).
Menurutnya perusahaan juga berupaya meningkatkan manajemen yang transparan bagi pemegang saham. Salah satunya dengan memperhatikan aspek kepentingan pemegang saham, penguatan solvabilitas perusahaan, serta daya saing melalui inovasi, seperti yang disampaikan dalam rapat dewan direksi dan surat pemegang saham.
Perusahaan telah menyiapkan sejumlah strategi eksternal dan internal untuk penguatan bisnis perusahaan secara global, melindungi hak pemegang saham, dan meningkatkan nilainya. Dimulai dari strategi eksternal, melalui group-holding Hankook Technology Group mempersiapkan 50 miliar won untuk melakukan pembelian kembali (buyback) saham perusahaan dalam enam bulan ke depan.
Perusahaan juga akan meningkatkan besaran dividennya secara tajam. Pada periode penyelesaian (settlement) tahun 2019, Hankook Technology Group membayarkan dividen secara tunai sebesar 350 won per lembar saham biasa (atau setara dengan Rp 4.601 per nilai tukar 23 Maret 2020), meningkat tajam dari tahun 2018 sebesar 300 won per lembar saham (atau setara dengan Rp 3.945 per nilai tukar tanggal 23 Maret 2020).
Pada 2019 Hankook Tire selaku anak perusahaan Hankook Technology Group membayarkan dividen sebesar 550 won per lembar saham dengan total pembagian dividen mencapai 68.1 miliar won, meningkat sebesar 22 persen dari 2018 di mana harga per lembar saham dipatok sebesar 450 won, dan total pembagian dividen berkisar 55.7 miliar won.