REPUBLIKA.CO.ID, SURABAYA -- Perusahaan Daerah (PD) Pasar Surya memasang kipas angin penyemprot disinfektan di Pasar Keputran Utara, dalam upaya mencegah penyebaran virus corona atau Covid-19. Pasar merupakan tempat berkerumunnya orang yang melakukan proses jual beli sehingga penularan Covid-19 di pasar bisa lebih cepat jika tidak dilakukan upaya-upaya pencegahan.
Direktur Teknik Usaha PD Pasar Surya, Muhibiddin, menyampaikan pihaknya memasang empat unit kipas angin yang menyemprot disinfektan di Pasar Keputran Utara. Tiga unit dipasang di lantai bawah sedangkan satu unit di lantai atas. Jumlah tersebut disesuaikan dengan daya yang ada.
“Kita sesuaikan dengan daya yang terpasang di masing-masing unit. Jika dayanya kurang, maka kita pindah atau kurangi,” kata Muhibiddin di Surabaya, Senin (30/3).
Muhibiddin menjelaskan satu kipas angin yang dipasang memiliki kapasitas penyemprotan disinfektan sebanyak 40 liter. Apabila kipas menyala terus, diperkirakan lama semprotan sekitar tiga jam. “Tapi bergantung juga dengan speed (kecepatan kipas),” ujar Muhibiddin.
Selain di Pasar Keputran, rencananya PD Pasar Surya juga akan memasang di pasar tradisional lain yang berada di bawah naungan PD Pasar Surya. Pasar Tambah Rejo dan Kapas Krampung rencananya juga akan dipasangi kipas penyemprot disinfektan.
"Kita koordinasi dengan pemerintah kota. Kita harus siapkan titiknya dahulu. Tidak bisa asal menaruhnya karena di tiap lokasi ada batasan daya,” kata Muhibiddin.
Kepala Bagian Perekonomian dan Usaha Daerah Pemkot Surabaya Agus Hebi Djuniantoro menyatakan penyemprotan disinfektan di pasar tradisional bertujuan untuk mengurangi mikroorganisme dan virus. Upaya itu dilakukan untuk mengantisipasi penularan Covid-19.
Langkah lain yang dilakukan pemerintah kota untuk mencegah penyebaran Covid-19 di pasar yakni dengan mendisiplinkan pedagang. Pedagang diiumbau mau cuci tangan dan menggunakan alat pelindung diri seperti masker dan sarung tangan. “Di pasar banyak aktivitas, maka perlu penyemprotan ini,” kata dia.
Mengenai penutupan pasar sementara, Hebi menegaskan belum akan dilakukan karena belum ada kebijakan lockdown. Untuk itu, sebanyak 81 pasar tradisional yang ada di Surabaya tetap buka.
“Khawatirnya, kalau ada penutupan terjadi panic buying dan sebagainya. Kita tak menginginkan itu,” kata Hebi. Selain itu, masih dalam upaya meminimalisir mikroorganisme dan virus pasar-pasar tradisional akan disemprot disinfektan empat hari sekali.