REPUBLIKA.CO.ID, MAKKAH Sekretaris Jenderal Liga Muslim Dunia, Mohammad bin Abdulkarim Al Issa menyatakan kerjasama antarpemeluk agama merupakan tugas agama dan moral. Ini juga merupakan sebuah komitmen yang harus diperdalam dalam menghadapi pandemi Corona.
"Kebutuhan akan kerja sama antaragama akan terus berlanjut melampaui krisis ini," kata Issa dalam pernyataannya kepada Al-Monitor, Senin (30/3).
Itu sebabnya Issa mengatakan pihaknya terus bekerja keras untuk membangun lebih banyak jembatan pemahaman dan kerja sama untuk menghapus pagar buatan yang diciptakan oleh detasemen satu sama lain, yang diperburuk kurangnya dialog substantif di masa lalu.
Issa, warga Arab saudi yang berdomisili di Makkah, telah menjadi pemimpin dialog antaragama. Pada Januari, dia memimpin delegasi Muslim untuk mengunjungi Auschwitz dan berpartisipasi dalam peringatan 75 tahun kamp kematian.
Pada 2017, dia bertemu dengan Paus Francis dan merumuskan perjanjian kerja sama pertama antara Liga Dunia Islam dan Vatikan.
"Sepanjang krisis kesehatan global ini, kami di Liga Dunia Islam telah memberikan bantuan kemanusiaan yang signifikan kepada negara-negara Muslim dan non-Muslim. Jadi kami mencoba memimpin dengan memberi contoh, dan menunjukkan bahwa kita semua terlibat dalam hal ini bersama, dan kita harus memperluas jembatan dukungan dan bantuan kepada semua yang membutuhkan," kata Issa.
Issa juga mengepalai Pusat Perang Intelektual yang berafiliasi dengan Kementerian Pertahanan Saudi untuk memerangi ekstremisme dan terorisme, telah dipuji oleh Departemen Luar Negeri dan para pemimpin dunia atas pesannya tentang Islam moderat.
Selama pandemi COVID-19, Issa dan Liga Muslim Dunia telah fokus pada penyebaran kesadaran tentang Islam moderat. Selain itu mereka juga fokus pada pentingnya mengikuti pedoman kesehatan yang dirancang untuk menjaga keselamatan publik.
Issa mengatakan, menangguhkan umrah adalah keputusan yang sulit. Tetapi Muslim di Arab Saudi dan di tempat lain telah memahami keputusan ini dan sangat mendukungnya.
Issa juga menambahkan bahwa para pemimpin komunitas Muslim dan jamaah di seluruh dunia memahami keharusan untuk melindungi kehidupan manusia.
Kembali ke keterlibatan antaragama selama pandemi, Issa menuturkan, beberapa rencana kolektif antar pemeluk agama masih dalam pengembangan.
"Tapi yang bisa saya katakan adalah saya bekerja setiap hari dengan sesama pemimpin agama tentang bagaimana menyatukan upaya kami untuk kebaikan bersama. Tindakan ini mewakili kewajiban agama dan moral kita, dan tidak ada di antara kita yang beristirahat pada saat yang sangat genting ini," ujarnya.