REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Ketua Umum Komite Olimpiade Indonesia (KOI) Raja Sapta Oktohari mengatakan, penundaan Olimpiade Tokyo 2020 ke tahun depan tidak berpengaruh secara langsung dengan bidding Indonesia yang mencalonkan diri sebagai tuan rumah 2032. Penundaan itu justru dinilainya menguntungkan lantaran apabila melihat status Indonesia yang saat ini masih calon kandidat, maka kemungkinan akan sulit untuk melakukan promosi.
"Di Tokyo justru banyak keterbatasan. Sebab, kita belum resmi sebagai calon tuan rumah. Justru penundaan ini memberikan banyak fleksibilitas sebagai peserta untuk promosi," ujar Oktohari saat melakukan telekonferensi dengan media di Jakarta, Senin (30/3).
Oktohari mengatakan, penundaan tersebut sebetulnya lebih banyak berpengaruh secara signifikan terhadap beban anggaran pemerintah yang membengkak. Belum lagi, memikirkan biaya promosi Indonesia sebagai calon tuan rumah serta agenda olahraga yang menumpuk di 2021.
"Penundaan ini secara persiapan menguntungkan, tapi secara anggaran kita harus benar-benar menghitung," kata Okto. "Karena tahun depan saja agendanya sudah bertumpuk, maka kami harus koordinasi lebih intensif dengan Kemenpora kaitannya terhadap anggaran ke depannya."
Di tengah kondisi pandemi covid-19 yang melanda, Oktohari mengaku agak canggung untuk membuat perencanaan terkait anggaran. Sebab semua pihak kini beralih fokus ke dalam penanganan covid-19.