Selasa 31 Mar 2020 01:37 WIB

BPBD Ajak Warga Lebak Lestarikan Sungai Ciberang-Ciujung

BPBD Lebak minta masyarakat dapat melestarikan aliran sungai Ciberang-Ciujung.

musala milik salah satu Sekolah Menengah Pertama (SMP) di Kampung Buluheun terlihat masih berdiri tegak, sedangkan bangunan sekolah dan rumah warga di sekitarnya telah hanyut terbawa aliran Sungai Ciberang
Foto: PPPA
musala milik salah satu Sekolah Menengah Pertama (SMP) di Kampung Buluheun terlihat masih berdiri tegak, sedangkan bangunan sekolah dan rumah warga di sekitarnya telah hanyut terbawa aliran Sungai Ciberang

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Lebak, Banten mengajak masyarakat di daerah ini agar melestarikan Sungai Ciberang-Ciujung untuk pencegahan banjir dan longsor.

"Kami mendorong masyarakat dapat membudayakan pelestarian dan penghijauan sekitar aliran Sungai Ciberang-Ciujung," kata Kepala Pelaksana BPBD Kabupaten Lebak Kaprawi di Lebak, Senin (30/3).

Pelestarian dan penghijauan sekitar daerah aliran sungai tersebut dengan melakukan gerakan penanaman agar tidak terjadi erosi juga tidak membuang sampah sembarangan ke daerah aliran sungai (DAS).

Saat ini, kondisi bantaran Sungai Ciberang-Ciujung cukup memprihatinkan, karena kerapkali menimbulkan bencana banjir dan longsor.

Bahkan, pasca-bencana alam awal tahun 2020 hingga kini kondisi air sungai Ciberang-Ciujung keruh berwarna kecoklatan disertai lumpur.

Karena itu, BPBD Lebak minta masyarakat dapat melestarikan aliran sungai dengan tidak membuang sampah sembarangan juga tidak mengeksploitasi pasir.

Kerusakan aliran Sungai Ciberang-Ciujung menimbulkan bencana alam, seperti banjir dan longsor,katanya.

Menurut dia, saat ini, curah hujan dengan intensitas lebat dan sedang berpotensi menimbulkan banjir akibat luapan Sungai Ciberang-Ciujung yang hulu sungainya di kawasan Taman Nasional Gunung Halimun Salak (TNGHS) juga hutan lindung di kawasan Gunung Kendeng Baduy.

Jika sungai tersebut tidak dilestarikan maka akan menimbulkan banjir dan longsor, sehingga masyarakat dilarang membuang sampah sembarangan dan mengeksploitasi pasir.

Sebab, membuang sampah sembarangan dipastikan arus air tidak berjalan lancar sehingga menimbulkan banjir.

"Kami berharap warga dapat menjaga kelestarian sungai dengan tidak membuang sampah juga melakukan gerakan penghijauan," katanya.

Sejumlah warga di pemukiman bantaran aliran sungai di Kampung Sentral Kelurahan Rangkasbitung Barat mengatakan bahwa warga setempat setiap Jumat melaksanakan kebersihan secara gotong royong di aliran Sungai Ciberang.

Kegiatan gotong royong itu salah satu untuk pelestarian sungai agar tidak mengalami kerusakan akibat buang sampah sembarang.

"Kami rutin setiap hari Jumat melaksanakan kebersihan di tepi Sungai Ciberang secara gotong royong," kata Hasan, seorang tokoh masyarakat Rangkasbitung Barat.

 

sumber : Antara
BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Terkait
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement