REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Analis kebijakan publik dari Universitas Trisakti Trubus Rahadiansyah menilai pendekatan menggunakan peran serta masyarakat penting dalam pengambilan atau penerapan kebijakan terkait pandemi COVID-19 saat ini.
"Pendekatan yang paling utama adalah pendekatan peran serta masyarakat. Itu efektif dalam menerapkan pembatasan fisik, apalagi mengenai karantina wilayah jika diterapkan," kata dia saat dihubungi di Jakarta, Senin (30/3).
Sebab, melalui peran serta masyarakat akan ada keterlibatan RT, RW, lurah serta tokoh-tokoh masyarakat dan keagamaan. Kemudian juga tokoh kepemudaan, organisasi masyarakat termasuk karang taruna.
Menurutnya, semua lini tersebut harus dilibatkan dan diaktifkan dalam menangani penyebaran COVID-19. Hal itu sesuai dengan jalannya suatu kebijakan yang bersifat dari atas ke bawah.
Apalagi jika kasus COVID-19 terus meningkat drastis dan menyebabkan daya tampung rumah sakit dan kemampuan tenaga medis tidak lagi memadai, tentunya tidak luput dari pentingnya peran serta masyarakat.
Agar ada kesadaran masyarakat dan mereka mengerti bahaya COVID-19, kata dia, perlu dilakukan sosialisasi secara terus menerus di seluruh daerah. Kemudian juga edukasi publik agar membudayakan pola hidup bersih.
Mengenai sejumlah daerah yang mulai melakukan karantina wilayah, ia mengatakan pentingnya komunikasi publik secara baik. Oleh sebab itu dibutuhkan kepiawaian dari setiap kepala daerah yang bertanggungjawab atas masyarakatnya.
"Intinya konteks kolaboratif harus dilakukan dalam rangka memutus mata rantai penyebaran COVID-19," ujarnya. Secara umum, kebijakan kolaboratif itu selain melibatkan pemerintah daerah dan masyarakat, juga mengikutsertakan peran swasta agar saling bersinergi.