REPUBLIKA.CO.ID, LONDON -- Organisasi pemuda Muslim terbesar di Inggris, ARYA, mencetuskan langkah baru untuk mendukung warga yang terdampak virus corona (Covid-19). Salah satu imam termuda di London, Noor Hadi mengatakan, tujuan dari inisiatif tersebut untuk mendukung orang-orang yang membutuhkan selama pandemi.
"Tujuan utama kami melayani dan berkontribusi kepada masyarakat di semua tingkatan melalui integrasi dan keterlibatan aktif," kata Noor Hadi dilansir dari laman Evening Standard, Selasa (31/3).
Organisasi tersebut memiliki anggota lebih dari 8.000 orang. Relawan berusia antara 16-40 tahun bekerja di 24 wilayah di Inggris untuk melayani masyarakat setempat yang membutuhkan.
"Di bawah moto ARYA 'Love for All Hatred for None' (Cinta untuk Semua, tak Ada Kebencian) tujuan kami membangkitkan semangat disiplin, cinta dan pelayanan kepada masyarakat luas terlepas dari kepercayaan, ras atau jenis kelamin," ucapnya.
Para relawan juga menginisiasi tips dan trik (life hack), tips kesehatan mental dan ide-ide mengisi waktu luang saat berada di dalam rumah. Hadi mengatakan, beberapa dari anggota relawan juga membuat konten harian untuk membantu orang-orang tetap fit selama periode ini. Hal ini dilakukan melalui sesi latihan sepekan dan tiga kali untuk mereka yang di bawah usia 15 tahun.
"Ini adalah video siaran langsung, sehingga orang dapat berinteraksi satu sama lain, ini cara yang cukup menyenangkan untuk tetap fit, semuanya demi keamanan. Kami juga memiliki tantangan dan 'kahoot quates' untuk ambil bagian dan papan peringkat yang dapat Anda naikkan," ucap Hadi.
ARYA juga menawarkan layanan hotline untuk orang-orang yang membutuhkan bantuan. Sebelum lockdown, para anggota membantu menjalankan tugas, seperti membeli bahan makanan, mengumpulkan resep dan obat-obatan, menyumbang ke bank makanan atau menyediakan makanan untuk orang-orang di rumah mereka.
"Sejauh ini kami telah membantu puluhan orang dengan cara ini, dan responsnya sangat baik. Jumlahnya meningkat setiap hari," kata dia.
Hingga Selasa, kasus virus corona telah mencapai hingga 784.381 dengan jumlah kematian 37.780 dan penderita yang sembuh 165.035 orang di dunia. Di Inggris kini total kasus mencapai 22.141, dengan 1.408 kematian.