Selasa 31 Mar 2020 09:42 WIB

Masyarakat Berburu Jamu, Harga Bahan Baku Jamu Melejit

Harga bahan baku jamu naik 50 persen, stoknya dikhawatirkan langka.

Rep: Febryan A/ Red: Irwan Kelana
Pekerja membungkus bubuk olahan jamu temulawak di Pengantigan, Banyuwangi, Jawa Timur, Rabu (4/3/2020).
Foto: Antara/Budi Candra Setya
Pekerja membungkus bubuk olahan jamu temulawak di Pengantigan, Banyuwangi, Jawa Timur, Rabu (4/3/2020).

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA – Masyarakat kian ramai memburu jamu dan suplemen untuk meningkatkan imunitas tubuh saat wabah Corona melanda. Tingginya permintaan tersebut berakibat harga bahan baku jamu melonjak.

Hal itu disorot Ketua Umum Gabungan Pengusaha Jamu (GP Jamu) Dwi Ranny. “Melonjaknya permintaan jamu turut diiringi dengan melejitnya harga bahan baku seperti temu lawak, sere, dan jahe merah,” kata Ranny kepada Republika.co.id.

Ranny mengatakan, harga bahan baku kini sudah melonjak hingga 50 persen dibandingkan sebelum wabah corona. “Beruntung sekitar 500 anggota GP Jamu memiliki stok bahan baku sehingga harga jual produk hanya naik sekitar 10 persen,” ujarnya.

Namun, lanjut dia, persediaan bahan baku itu hanya cukup untuk bulan ini saja. Bulan depan, para anggota GP Jamu terpaksa membeli bahan baku dengan harga mahal. Tapi, yang lebih membuat Ranny khawatir adalah kelangkan bahan baku.

"Makanya permohonan saya ke pemerintah untuk bikin kebijakan agar penuhi dulu dalam negeri, baru ekspor. Soalnya dari luar negeri juga ada permintaan bahan baku," kata Ranny seraya menyebut bahwa 60 persen anggotanya sudah mengantongi sertifikat halal MUI.

Terlepas dari semua tantangan itu, Ranny mengaku sangat senang melihat kembalinya antusiasme masyarakat untuk meminum jamu. Walau sebenarnya ia mengaku miris karena jamu kembali tenar lantaran adanya wabah Corona. Saat negeri ini berhasil bebas dari wabah ini, ia berharap masyarakat tetap konsisten meminum jamu.

"Banyak hikmah juga dibalik musibah ini. Orang jadi semakin peduli menjaga kesehatan, kebersihan, dan imunitas," katanya.

 

 

 

BACA JUGA: Ikuti Serial Sejarah dan Peradaban Islam di Islam Digest , Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement